Pages

July 27, 2013

Juno (2007)

Setelah menonton Thank You For Smoking, saya jadi tertarik untuk menonton filmografinya Jason Reitman. Akhirnya sampailah saya pada karya keduanya, Juno.

Juno mengisahkan tentang Juno MacGuff (Ellen Page), remaja 16 tahun yang mendapati dirinya hamil setelah berhubungan seks dengan temannya Paulie Bleeker (Michael Cera). Pada awalnya dia berpikir untuk melakukan aborsi, namun akhirnya dia memilih untuk mengadopsikannya kepada sepasang suami-istri sebagai orang tua angkat untuk bayinya itu. Dengan dukungan penuh dari kedua orang tua dan sahabatnya, dia pun harus menjalani kehidupan sebagai wanita hamil di usianya yang masih belia itu.

Ceritanya yang terbagi dalam fase-fase yang dijalani Juno selama hamil yang diwakili oleh empat musim. Dimulai dengan autumn, adegan pembuka yang cukup hangat, ditemani oleh narasi Juno yang menggemaskan. Sama seperti Thank You For Smoking, Juno juga dibuka dengan opening credit yang unik, nama cast and crew yang ditampilkan menarik dengan gambar-gambar animasi plus diiringi lagu folks yang asyik. Fase ini lebih berfokus pada bagaimana tindakan awal Juno apakah aborsi atau adopsi. Lalu ada winter, yakni fase dimana Juno sudah memulai kehidupan sebagai remaja hamil dengan perutnya yang semakin membesar. Lalu fase spring, masa kelahiran bayi Juno tiba dan muncul sedikit masalah seperti pertemanannya dengan Bleeker dan dengan pengadopsi bayinya. Dan terakhir summer, kehidupan Juno yang sudah kembali seperti anak remaja lainnya.

July 26, 2013

Pacific Rim (2013)

Guillermo del Toro, sutradara asal Meksiko yang namanya sudah tidak terelakkan lagi di belantika film dunia. Apalagi sejak mendapatkan Oscar lewat Pan’s Labyrinth tahun 2006 silam, serta beberapa kali ikut terlibat sebagai orang dibalik layar di sejumlah film ternama. Dan tahun ini dia pun mengeluarkan film terbarunya, Pacific Rim.

Pacific Rim mengisahkan tentang di masa depan bumi yang harus menghadapi  makhluk asing bernama Kaiju, segerombolan monster raksasa yang masuk dari dimensi lain di Samudera Pasifik. Sebuah proyek pun dilakukan untuk melawan Kaiju, yakni dengan membuat robot raksasa bernama Jaeger, robot yang dikendalikan oleh dua orang. Dengan proyek yang dikomandani Stacker Pentecost (Idris Elba), dia pun menunjuk Raleigh Becket (Charlie Hunnam) untuk menaiki Jaeger bersama Mako Mori (Rinko Kikuchi).

Harus diakui Pacific Rim mempunyai kualitas penceritaan yang lemah dan mempunyai kualitas visual yang sangat bagus – jika tidak ingin dikatakan hanya berisi sederetan action kosong seperti film mobil berubah jadi robot. Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Guillermo del Toro dan Travis Beacham, Pacific Rim memulai start yang bagus di awal, membiarkan kita mengenal lebih lanjut tentang apa, siapa dan bagaimana itu Kaiju dan Jaeger. Membiarkan para penontonnya ikut terjebak ke dalam dunia fantasinya del Toro. Namun menjelang akhir perlahan semakin melemah dan mengobatinya dengan sederetan aksi monster vs robot yang spektakuler. Yup, action dan visualnya memang jadi jualan utamanya disini. Efek visual macam gedung berhancuran serta ledakan dimana-mana dalam skala besar, desain serta pertarungan robot dan monster yang keren.

July 24, 2013

Thank You For Smoking (2005)

Jason Reitman, sutradara yang saya kenal lewat Juno dan Up in the Air, yang mana berhasil mendapatkan nominasi best picture dan best director dari kedua film tersebut. Tapi jauh sebelum itu namanya sudah dikenal lewat film perdananya, Thank You For Smoking.

Thank You For Smoking mengisahkan tentang Nick Naylor (Aaron Eckhart) seorang pelobi dari Akademi Penilitian Tembakau yang mengkampanyekan rokok. Yang tentunya pekerjaannya tersebut berbanding terbalik dengan apa yang ada di pola pikir masyarakat bahwa merokok berbahaya. Ditambah lagi dia harus menjalani kehidupannya yang complicated, seperti mengurus anaknya, Joey Naylor (Cameron Bright), lalu terlibat skandal dengan wartawati, Heather (Katie Holmes), hingga harus menghadapi seorang senator anti-rokok, Finistirre (William H. Macy).

Dibuka dengan opening title sequence yang keren. Melihat nama cast dan crew dipajang dengan tipografi seperti brand di kotak rokok. Naskah cerita yang ditulis sendiri oleh Jason Reitman mengadaptasi dari novel Christopher Buckley berjudul sama. Diatas kertas film ini mungkin tampak kontroversial dan berat dengan topik pro kontra mengenai rokok. Thank You For Smoking mempunyai tempo yang asyik dan santai, membuatnya sangat mudah dan enak untuk diikuti. Apalagi dibalut dengan komedi-komedi satir yang nendang dan gampang untuk ditertawakan. Saya suka sekali gaya penceritaan film ini, menyajikan pro kontra seputar rokok tanpa harus terlihat mana yang benar dan mana yang salah.

July 23, 2013

2001: A Space Odyssey (1968)

Stanley Kubrick, sutradara jenius yang terkenal lewat karya-karyanya macam The Shinning dan A Clockwork Orange. Tapi dari sederet mahakaryanya mungkin film yang akan saya review inilah yang paling fenomenal, 2001: A Space Odyssey.

2001: A Space Odyssey diawali dengan The Dawn of the Man bersetting 4 juta tahun sebelum masehi yang mana sekelompok kera yang sedang mencari makan. Dan suatu ketika mereka menemukan sebuah benda seperti batu berwarna hitam bernama Monolith. Yang ternyata setelah itu berpengaruh pada kehidupan mereka. TMA-1, cerita kedua yang bersetting 1999 menceritakan Dr. Heywood R. Floyd (William Sylvester) yang mempunyai misi untuk menyelidiki keberadaan Monolith di bulan. Dan disaat Heywood dan kawan-kawan hendak berfoto didepan benda tersebut, sesuatu yang tidak terduga pun terjadi.

Jupiter Mission, cerita ketiga mengisahkan  5 orang astronot yang menjalani misi ke Jupiter, yang mana tiga diantaranya sedang hibernasi. Dua sisanya yakni Dave (Keir Dullea) dan Frank (Gary Lockwood), bersama dengan mereka HAL 9000 (disuarakan Douglas Rain) sebuah komputer canggih yang disetting memiliki sifat dan naluri seperti manusia. Jupiter and Beyond the Infinite, cerita terakhir tentang Dave yang sudah tiba di Jupiter.

July 16, 2013

Despicable Me 2 (2013)

Tiga tahun lalu Illumination Entertainment berhasil menggebrak dunia animasi – walaupun tidak mampu menandingi keperkasaan Toy Story 3 – saat itu dengan film mereka Despicable Me bersama karakter fiksi Minion yang berhasil mencuri perhatian dunia dan meraup pendapatan yang tinggi. Tahun ini mereka mencoba meraih keuntungan yang sama dengan membuatnya sekuelnya, Despicable Me 2.

Despicable Me 2 mengisahkan tentang Gru (Steve Carrell) yang diculik oleh salah satu agen The Anti-Villain League, Lucy (Kristen Wiig) untuk menemui pemimpin mereka, Silas Ramsbottom (Steve Coogan). Yang meminta bantuan kepada Gru untuk menemukan seorang penjahat yang telah mencuri sebuah laboratorium penilitan. Disisi lain dia juga harus menjadi ayah bagi ketiga puterinya; Margo (Miranda Cosgrove), Edith (Dana Gaier) dan Agnes (Elsie Fisher).

Adanya Minion jelas menjadi senjata utama di film ini. Jika tidak ingin dikatakan bahwa kualitas grafis animasi mereka masih dibawah rumah produksi animasi tetangga sebelah. Porsi kehadiran Minion yang lebih banyak dari film pertamanya. Tidak hanya berhasil menjadi sumber kelucuan dengan segala aksi konyol mereka, namun juga berhasil menjadi material promosi yang sukses. Siapa yang tidak tertawa melihat kehadiran mereka. Saking dilipat gandakannya kehadiran Minion di sekuelnya ini, cerita filmnya dikesampingkan. Jalinan cerita yang tidak fokus terhadap jalan cerita yang sebenarnya, banyak pengembangan cerita seperti asmara yang kurang mampu tampil simpatis. Cerita yang awalnya diatas kertas terlihat meyakinkan itu pun lambat laun menjadi melelahkan

July 15, 2013

Stoker (2013)

Terbilang sukses lewat thriller Oldboy tahun 2003 silam. Dia mencoba mengikuti jejak koleganya yakni Kim Ji-woon dengan The Last Stand. Park Chan-wook juga mencoba peruntungannya di dunia Hollywood lewat Stoker.

Stoker mengisahkan tentang India Stoker (Mia Wasikowska) yang harus merelakan kepergian ayahnya, Richard Stoker (Dermot Mulroney) akibat kecelekaan mobil di hari ulang tahun India ke-18. Pasca meninggal ayahnya, datang seorang lelaki yang mengaku sebagai adik dari Richard, Charlie (Matthew Goode) dia pun masuk ke dalam keluarga Stoker. Namun kehadiran Charlie tidak disambut hangat oleh India, dia merasa ada sesuatu yang mencurigakan dari sosok pamannya itu.

Park Chan-wook tidak langsung membawa penontonnya untuk masuk kedalam misterinya. Terlebih dahulu dia memberikan ruang kepada penonton untuk mengenal setiap karakternya. Dirasa pengenalan karakter sudah cukup, Park memberikan penontonnya misteri-misteri mencari tahu apa yang dilakukan paman Charlie di kehidupan India dengan intensitas ketegangan yang terjaga dengan sangat rapi dari awal. Cerita yang ditulis oleh Wentworth Miller tidak ada yang spesial sebenarnya, bahkan cenderung mudah ditebak endingnya. Tidak banyak ekplorasi yang mendalam, tidak banyak dramatisasi emosional. Untungnya sang sutradara tahu bagaimana caranya memperlakukan naskah yang sederhana menjadi thriller yang bagus, mampu tampil dengan unsur coming-of-age dalam durasi 99 menitnya.

July 14, 2013

Uncle Boonmee Who Can Recall His Past Lives (2010)

Berlabel Palme d’Or atau film terbaik di Cannes Festival 2010 lalu dan review positif dari para kritikus. Itu modal yang sudah cukup bagi saya untuk yakin menonton film ini.

Uncle Boonmee Who Can Recall His Past Lives mengisahkan tentang Boonmee (Thanapat Saisaymar) seorang petani yang sedang mengidap penyakit ginjal. Orang-orang terdekatnya pun datang untuk megnobati dia yakni iparnya, Jen (Jenjira Pongpas) dan keponakannya, Tong (Sakda Kaewbuadee). Singkat cerita, istrinya yang sudah meninggal 19 tahun lalu pun tiba-tiba muncul serta anaknya yang menghilang selama 13 tahun muncul kembali dengan wujud monyet besar bermata merah. Mereka berdua juga datang untuk melihat kondisi Boonmee.

Jika membaca plot ceritanya memang terlihat sangat absurd. Bagaimana caranya orang yang sudah meninggal bertahun-tahun bisa muncul, dan orang yang melihatnya tanpa ada rasa kaget sedikit pun, diajak bicara malah. Sedari awal Uncle Boonmee memang sudah menampakkan keanehannya. Dibuka dengan setting di pesawahan menangkap gambar kerbau yang lepas dari ikatan, lalu berpindah tiba-tiba gambar siluet hitam bermata merah. Entah apa maksud dari adegan itu. Dan itu baru pembukaan, masih banyak adegan lain penuh makna yang akan menunggu. Harus diakui, membutuhkan beberapa saat untuk dapat menikmati film ini. Uncle Boonmee yang banyak diisi momen-momen dialog antar karakternya yang berisi banyak simbolisme, banyak menampilkan gambar-gambar diam sunyi penuh metafora. Dan itu tidak menjadikan saya turut bosan, justru saya semakin antusias sembari menerka-nerka apa maksud dari adegannya.

July 8, 2013

Borat (2006)

Sudah menonton The Dictator tahun lalu? Jika anda berpikir itu adalah sebuah sajian komedi yang cukup kontroversi dan gila. Memang sama-sama diperankan oleh Sacha Baron Cohen, tapi tunggu sampai anda menonton film Cohen yang satu ini, Borat.

Film yang berjudul asli Borat: Cultural Leanings of America for Make Benefit Glorious of Kazakhstan ini mengisahkan tentang Borat Sagdiyev (Sacha Baron Cohen), seorang warga Kazakhstan yang ditugaskan negaranya untuk pergi ke Amerika bersama produsernya, Azamat Bagatov (Ken Davitian) untuk mempelajari budaya disana agar bisa diterapkan di negara asalnya dan bisa membuat maju.

Film ini dibungkus dengan gaya mockumentary. Tentu sebuah sajian komedi yang segar. Dibuka dengan perkenalan Borat dan lingkungannya di kekumuhan salah satu kota di Kazakhstan, Larry Charles, sang sutradara mencoba memberikan ruang kepada penonton untuk mengenal siapa Borat. Dan disaat Borat pergi ke Amerika, kegilaan pun ditingkatkan dua kali lipat. Dipenuhi dengan humor-humor satir, kasar, vulgar, cerdas dan tidak murahan. Yang mungkin akan kita pandang menjijikan, tapi diluar sana sangatlah lucu, dan saya tertawa. Ya, film ini memang tampak kontrovertif, komedi satir yang diperlihatkan secara offensif mengenai Yahudi, Muslim, Amerika dan lain-lain. Selain pada fokus cerita perjalanan Borat di Amerika, film ini juga memiliki sedikit intrik seperti Borat yang jatuh hati pada Pamela Anderson.

July 7, 2013

American Psycho (2000)

Christian Bale, aktor yang terkenal lewat karakter superhero Batman di trilogy The Dark Knight. Namun jauh sebelum itu, Bale sudah mencuri perhatian sebagai seorang psycho Patrick Bateman di film American Psycho.

American Psycho mengisahkan tentang Patrick Bateman (Christian Bale) seorang pria yang memiliki kehidupan nyaris sempurna, bekerja di Wall Street, kaya dan juga tampan. Namun dibalik kesempurnaan itu, Bateman mempunyai sisi kepribadian lain yang buruk. Dia adalah seorang psikopat yang bisa saja membunuh orang tanpa beralasan hanya karena kecemburuan material.

Film yang diadaptasi dari novel karya Bret Easton Ellis tahun 1991 berjudul sama. Melihat judulnya, mungkin kita sudah tahu film ini mengarah kemana. Film ini sarat dengan adegan-adegan sakit seperti adegan sadis yang melibatkan fisik hingga adegan vulgar yang diperlihatkan cukup frontal. Namun dibalik kesakitan itu, American Psycho menyajikan sebuah thriller satir yang menyindir kehidupan orang-orang yang mengagungkan materialisme, berfoya-foya, narsis dan suka pamer terhadap barang pribadi. Endingnya pun dipertemukan pada sebuah ambiguitas. Dan sebagai sebuah film thriller, American Psycho cukup mampu menghadirkan ketegangan. Dibeberapa adegan saya benar-benar dibuat tegang dengan adegan sadistiknya namun dibeberapa adegan lain  tidak. Mungkin karena pembawaan karakter Bateman yang komikal dan latar musiknya yang kurang nge-thrill.