The Great
Passage mengisahkan tentang Mitsuya Majime (Ryuhei Matsuda) seorang pemuda
kutu buku yang suatu hari diangkat sebagai editor kamus menggantikan Kouhei
Araki (Kaoru Kobayashi) yang pensiun. Bersama dengan rekannya Masashi Nishioka
(Joe Odigiri) dan rekan lainnya, mereka mempunyai satu proyek yakni harus
membuat kamus bahasa Jepang berjudul Daitoka/The Great Passage.
Kamus yang diproyeksikan akan selesai dalam beberapa tahun dan akan menjadi
kamus paling lengkap.
Film yang
mempunyai judul Jepang Fune o Amu ini disutradarai oleh Yuya Ishii, screenplay-nya
ditulis oleh Kansaku Watanabe yang mengadaptasi dari novel best-seller
berjudul sama karangan Shiwon Miura. Ceritanya bersetting tahun 90an. Punya
cerita yang menjanjikan mengenai kisah di balik layar pembuatan kamus. The
Great Passage punya alur yang cukup lambat menurut saya, namun tidak sampai
tenggelam begitu membosankan. Dari film ini akhirnya saya tahu dan sadar, bahwa
untuk membuat satu kamus membutuhkan waktu puluhan tahun. Melalui berbagai
macam proses-proses yang begitu banyak dan panjang. Mulai dari mengumpulkan
kata, menyeleksi, memberi pengertian, hingga harus update terhadap kata-kata
baru. Dibutuhkan orang-orang pekerja yang memang harus ahli, sabar, teliti, dan
berdedikasi tinggi terhadap dunia perkamusan.
Ini tidak hanya
mengenai kisah pembuatan kamus semata, film yang menjadi perwakilan Jepang di
ajang Oscars 2014 untuk Best Foreign Language Film ini juga punya
subplot mengenai romance tentang karakter Majime yang disini menemukan love
interest-nya bernama Kaguya Hayashi (Aoi Miyazaki). Karakter si Majime
memang tergali, tapi subplotnya kurang digali. Sang sutradara juga sepertinya
tahu betul bagaimana caranya agar tidak membuat The Great Passage
terlalu membosankan, maka diberikannyalah unsur khas komedi dengan selipan
lelucon khas Jepang. Dari segi teknis, semuanya pada taraf yang bagus, mulai
dari sinematografi arahan Junichi Fujisawa serta musik gubahan Takashi
Watanabe. Dari divisi akting, Ryuhei Matsuda sukses memerankan sesosok pemuda
culun yang kutu buku lengkap dengan segala ekspresi dan gestur kikuknya. Serta
Joe Odigiri yang disini mempunyai andil besar terhadap bagian komedinya juga
dari ekspresi dan tingkah laku konyolnya.
Secara
keseluruhan The Great Passage (Fune o Amu) adalah sebuah film
drama dari negeri sakura yang bagus. Bagaimana Yuyi Ishii menyuguhkan kita
kisah mengenai behind the scene pembuatan kamus yang ternyata begitu
rumit. Mungkin ini sebuah penghormatan yang pas bagi mereka di luar sana yang
mengabdikan dan mendedikasikan hidup mereka kepada dunia kamus. Itu semua
tersaji dalam durasi 133 menit durasinya.
4/5
No comments:
Post a Comment