Wadjda mengisahkan tentang anak
perempuan tomboy berumur 11 tahun bernama Wadjda (Waad Mohammed) yang suatu
hari melihat teman laki-laiknya bernama Abdullah (Abdullrahman Al-Gohani) yang
sedang bermain sepeda. Dia pun ingin bermain sepeda juga lalu dia meminta
kepada ibunya (Reem Abdullah) untuk membelikannya sepeda, ibunya jelas
menolaknya karena di negaranya ada sebuah peraturan yang melarang perempuan
untuk mengendarai sepeda. Tapi Wadjda tetap bersikukuh untuk bermain sepeda dan
berusaha untuk mengumpulkan uang sendiri dari hasil berjualan gelang hand-made
buatannya.
Well, banyak trivia atau fakta menarik
seputar film Wadjda ini. Film ini
berasal dari Arab Saudi, ya salah satu negara timur tengah yang mempunyai
aturan-aturan yang ketat, bahkan disana pun tidak ada bioskop. Dan Wadjda
adalah film pertama yang pengambilan gambarnya atau proses shooting-nya semuanya diambil keseluruhan di Arab Saudi. Dibutuhkan
waktu selama lima tahun untuk menciptakan film ini, itu karena berbagai macam
peraturan-peraturannyanya. Mulai dari minta izin proses shooting hingga masalah klasik dana. Yang akhirnya mereka pun
bekerja sama dengan perusahaan produksi asal Jerman.
Film ini
disutradarai oleh Haifaa Al-Mansour yang juga sekaligus menulis screenplay-nya.
Haifaa Al-Mansour adalah sutradara perempuan pertama di Arab Saudi. Dia pun
juga sempat mengalami kesulitan ketika proses shooting karena peraturan disana
yang melarang perempuan bekerja bersama pria. Dia pun hanya bisa mengarahkan
filmnya hanya melalui monitor dari dalam sebuah mobil dan melalukan interaksi dengan
crew-crew-nya hanya melalui walkie-talkie. Namun rasanya semua jerih
payahnya itu, semua perjuangannya itu tidak seberapa. Karena semua itu
terbayarkan dengan banyaknya respon positif dan penghargaan-penghargaan yang
didapatkan dari film Wadjda.
Sayangnya Wadjda yang sebagai submission pertama dari Arab Saudi ini
gagal masuk top 5 untuk Best Foreign
Language Film di ajang Oscars tahun ini.
Dari segi naskah
cerita, Wadjda sebenarnya begitu
sederhana dibalik tema coming-of-age
yang diusungnya. Plotnya pun bisa disingkat menjadi: seorang gadis kecil yang
mengumpulkan uang sendiri demi membeli sepeda. Namun dibalik ceritanya yang
simple itu, Wadjda menyimpan banyak sindiran sosial yang jelas ditujukan ke
negara asal film ini. Sindiran-sindiran terhadap peraturan-peraturan ketat
terkait agama dan budaya mereka seperti kesetaraan gender untuk memperjuangkan
hak. Contohnya seperti ketika perempuan di Arab Saudi dilarang untuk
mengendarai sepeda. Ya, Haifa Al-Mansour disini seperti menyuarakan suara perempuan
disana tentang apa yang selama ini diimpikan dan diinginkan. Wadjda tidaklah terlalu terlihat
provokatif dibalik satir eksplisitnya. Wadjda
juga punya bagian-bagian yang hangat dan lucu – ditambah ada satu sentilan sisi
romansanya yang menggelikan. Dialog-dialog dan karakter di film ini terasa
begitu membumi sekali. Dari segi akting Waad Mohammed sebagai pemeran utamanya
tampil begitu natural, menjadikan karakternya sebagai media penyampai pesan dan
sindiriannya, terlihat karakterisasinya yang berani melanggar setiap ketentuan
dan peraturan di negaranya.
Secara
keseluruhan Wadjda adalah sebuah film
yang bagus. Debut layar lebar pertama dari seorang perempuan bernama Haifaa
Al-Mansour yang juga film pertama dari Arab Saudi ini berhasil menghadirkan
sebiah kisah sederhana yang begitu hangat dan membumi juga inspiratif yang mana
dibalik kisah sederhananya itu ada banyak sindirian sosialnya yang eksplisit
terkait aturan-aturan ketat di negara timur tengah penghasil minyak itu.
4/5
like this ya
ReplyDeleteBagus untuk tontonan keluarga.
ReplyDelete