Pages

April 9, 2014

The Raid 2: Berandal (2014)

Setelah 2 tahun lalu Gareth Huw Evans menggebrak dunia film action dan megharumkan nama Indonesia lewat The Raid: Redemption. Jelas tidak ada alasan untuk tidak membuat sequelnya, bahkan Gareth sudah mencanangkan untuk membuat trilogy. Dan jelas ekspektasi meningkatkan, apalagi film kedua ini banyak masuk di list film paling diantisipasi tahun ini. Jika apa yang anda lihat di film pertamanya sudah super, maka kalikan berkali-kali lipat kesuperan di film pertamanya itu, itulah The Raid 2: Berandal.

The Raid 2: Berandal mengisahkan dua jam setelah akhir film pertamanya. Rama (Iko Uwais) kini telah bergabung dengan pasukan yang dipimpin Bunawar (Cok Simbara), dia ditugaskan untuk menyelidiki polisi-polisi yang terlibat dalam criminal. Dia pun menyamar dengan menggunakan indentitas baru bernama Yudha, dia berusaha mendekati Uco (Arifin Putra) putera dari mafia bernama Bangun (Tio Pakusadewo). Namun Rama justru masuk sangat dalam mulai dari permasalahan Bangun dengan mafia Jepang  yang dipimpin oleh Goto (Kenichi Endo), hingga keterlibatan gangster pimpinan Bejo (Alex Abbad) yang mempunyai tiga orang andalannya; The Assassin (Cecep Arif Rahman), Hammer Girl (Julie Estelle) dan Baseball Bat Man (Very Tri Yulisman).

Seperti yang kita ketahui, Gareth Huw Evans masih memegang kursi sutradara dan sekaligus menulis nashkahnya. Intinya The Raid 2: Berandal itu adalah tentang bagaimana melebihi kualitas dari film pertamanya. Jika di film pertamanya naskah ceritanya dikatakan begitu minim yang hanyalah setipis menyerbu gembong kriminal di sebuah apartemen. Maka di sequelnya ini ceritanya lebih kompleks dan berlapis, cerita meluas ke tema politik hingga perebutan kekuasaan dan pengkhianatan. Yang pertamanya lebih seperti singkat, padat, dan jelas, sedangkan di film keduanya lebih sedikit banyak memerlukan pemikiran berlebih.



Dosis bagian action-nya pun ditambah dua kali lipat. Di The Raid 2: Berandal masih ada adegan pertarungan satu lawan banyak hingga satu lawan satu. Namun jika di film pertamanya media tarung hanya sebatas pistol dan tangan kosong, maka di film kedua ini semakin variatif dengan bertambahnya adegan pertarungan menggunakan palu, tongkat baseball, hingga karambit (senjata tradisional Minangkabau). Dengan itu juga semakin menambah variasi koreografi action-nya. Dan dua adegan aksi yang paling mengesankan di film ini yakni perkelahian di lapangan penjara yang dihiasi lumpur itu yang lebih seperti action ala-ala film war gitu. Selanjutnya adegan car-chase, ya harus diakui adegan kejar-kejaran mobil di film ini adalah salah satu yang terbaik yang pernah saya lihat. Terus dua final fight terakhirnya juga keren punya.

Lalu jika di film pertamanya setting-nya hanyalah sesempit apartemen 30 lantai. Maka di The Raid 2: Berandal setting-nya dibawa lebih luas mulai dari sudut-sudut kumuh penjara hingga liarnya jalan raya. Dengan meluasnya zona bermain ini memberikan keleluasaan bagi Gareth untuk mengeksplorasi apa yang dia inginkan, contohnya ketika Gareth menjadikan kota Jakarta yang diguyuri oleh salju. Yang bagi sebagian orang itu dipandang tidak logis, namun ternyata Gareth mempunyai alasan terhadap keputusannya itu, alasannya bisa dilihat disini. Juga dengan set yang lebih besar, memberikan ruang bagi cinematography untuk tampil ciamik.

Sinematografinya diarahkan oleh Matt Flannery dan Dimas Imam Subhono. Pengambilan dan pergerakan-pergerakan dinamis dan liar dari kameranya, hingga memanfaatkan bias-bias warna. Salah satu sinematografi yang paling saya suka adalah ketika adegan kejar-kejaran mobil itu. Editingnya juga tak kalah ciamik, disunting sendiri oleh Gareth Evans. Selanjutnya scoring-music digarap bertiga oleh Aria Prayogi, Joseph Trapanese, dan Fajar Yuskemal, jelas untuk membuat setiap adegan-adegannya semakin menakjubakan. Dari divisi akting, Iko Uwais memang pemeran utamanya dan dia bermain bagus. Namun akting Arifin Putra disini yang paling saya suka. Disini memang bertabur bintang, ada Oka Antara, Tio Pakusadewo, Alex Abbad, Cok Simbara, Yayan Ruhian hingga trio pencuri perhatian Cecep Arif Rahman, Julie Estelle dan Very Tri Yulisman, termasuk ke peran-peran minor seperti kehadiran Epi Kusnandar dan Marsha Timothy yang mungkin membuat anda tertawa, if you know what I mean. Dan itu masih belum disebutkan casts dari Jepang yang juga ikut terlibat disini.

Secara keseluruhan The Raid 2: Berandal adalah sebuah film aksi yang sangat bagus. Gareth Evans belajar dari kesalahannya di film sebelumnya. Semua dilipat-gandakan baik itu dari kualitas atau kuantitas. Naskah cerita yang lebih berisi, set yang lebih luas, kadar action yang meningkat dengan tambahan galonan darah, aspek teknis dan divisi akting yang sama baiknya. Intinya ini adalah sajian action 159 menit dari Indonesia yang tidak boleh anda lewatkan begitu saja.

4.5/5



No comments:

Post a Comment