Kesuksesan Battle
Royale tahun 2000 yang lalu menyebabkan para pembuat film mengikuti
resepnya. Sekelompok orang ditempatkan di sebuah pulau terpencil untuk saling
membunuh agar bisa menjadi pemenang. Dan sekarang tahun 2012 muncul sebuah film
dengan tema serupa, yaitu The Hunger
Games. The Hunger Games tidak
serta-merta menjiplak Battle Royale, film
ini adalah cerita original yang diangkat dari novel.
The Hunger Games adalah film yang
diadaptasi dari novel (seperti Harry
Potter, Twilight) karangan
Suzanne Collins. Bercerita tentang sebuah negara yang bernama Panem.
Negara ini dibagi menjadi 13 distrik, dan suatu hari sampai ketiga belas
distrik tersebut melakukan perlawanan untuk menggulingkan kekuasaan otoriter yang menyebabkan kehancuran dimana-mana dan
berujung pada hancurnya distrik 13. Dan sebagai bentuk hukumannya, 12 distrik
yang tersisa tiap tahunnya harus mengirimkan sepasang laki-laki dan perempuan
berusia 12-18 tahun untuk ikut serta dalam acara tahunan The Hunger Games
dimana 24 wakil dari masing-masing distrik harus bertarung dan harus saling membunuh
hingga akhirnya menyisakan satu orang pemenang. Hingga akhirnya sampailah pada
hajatan The Hunger Games yang ke-74,
yang mana diceritakan Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) dan Peeta Mellark
(Josh Hutcherson) yang mewakili distrik 12. Akhirnya mereka pun berangkat ke
The Hunger Games untuk bertarung sampai mati melawan 22 peserta lain.
Banyak orang yang mengganggap
film ini membosankan dan biasa saja karena ceritanya terlalu bertele-tele,
aksinya terlalu lembek. Jujur saya tidak merasakan kebosanan dalam durasi 142
menitnya. Untuk actionnya saya rasa pas, masih ada bunuh-bunuhan, darah
dimana-mana. Namun semua itu ditampilkan dengan kesadisan yang lebih diperhalus
lagi, karena ratingnya yang PG-13. Di film ini juga ada unsur romansnya yaitu
kisah cinta segitiga antara Katniss, Peeta dan Gale (Liam Hemsworth), yang
untungnya unsur itu tidak kelewat batas dan tidak mengganggu ceritanya. Tapi
yang patut diacungi jempol adalah chemistry antara Katniss dan Peeta yang
sangat terjalin dengan bagus. Selain itu ada juga selipan beberapa momen lucu yang
mampu dibawakan dengan baik dan memancing tawa saya
Mengenai akting saya berikan
empat jempol untuk Jennifer Lawrence yang tampil sangat bagus. Terlebih lagi
parasnya yang cantik membuat durasi 2 jam lebihnya tidak terasa membosankan.
Sedangkan Josh Hutcherson tampil tidak begitu istimewa, begitu juga dengan para
pemain pendukungnya. Tapi ada satu nama yang mencuri perhatian saya yaitu Woody
Harrelson sebagai Haysmitch yang seorang pemabuk yang juga baik hati. Sedangkan
untuk visualnya benar-benar cerdas, bagaimana Capitol yang divisualisasikan
dengan sangat bagus, melihat interior, desain, kostum, meja game controllernya yang
benar-benar membuat saya terpana. Seakan-akan itu memanglah sudah berada di
masa depan.
Jika bicara tentang kekurangannya,
sama seperti movie review yang lain yaitu dengan konsep cerita yang semenarik
ini tapi sangat disayangkan unsur kesadisannya masih kurang, pertarungannya
kurang brutal. Semua itu hanya karena ingin menghindari rating R. Lalu di
beberapa adegan juga ada yang shaky camera. Serta pengembangan cerita dan endingnya yang
masih ngambang, ya mungkin akan diperjelas lagi di film selanjutnya kali ya.
Secara keseluruhan The Hunger
Games adalah sebuah film adaptasi novel yang berkualitas, tidak kalah
dengan francise Harry Potter apalagi Twilight. Saya berharap seri yang keduanya
yaitu The Hunger Games: Catching Fire
bisa lebih memberikan sajian yang menghibur lagi. Akhir kata, The Hunger Games sukses menjadi salah
satu film adaptasi novel terbaik yang pernah saya tonton!
8/10
8/10
Ehm!! Mba/mas yg nulis artikel ini, sdh tahu blm ya kl Battle Royale juga diadaptasi dr novel Best seller yg terbit pd tahun 1999.
ReplyDeleteWah baru tau tuh saya, thanks infonya :)
DeleteDan sebenarnya yg diributkan bukan cuman bentuk games-nya yg sama, tapi juga latar belakang cerita dan setting waktu. Battle royale bersetting pemerintahan jepang pada masa depan. Peserta games sama2 dipilih. Bedanya di HG pakai tessera tp di battle royale lebih canggih >> pakai sistem komputer.
ReplyDeleteKeduanya sama2 mengandung unsur politik, kemanusiaan dan percintaan.
Masalah bagus mana?
Silahkan baca dan bandingkan ke dua novel tersebut, jk kesulitan cri novelnya donlot aja film battle royale..
Happy watching!!