Selain Thailand dan Jepang,
film-film Korea juga memang salah satu alternatif bagi saya jika saya sudah
bosan melihat akting orang-orang bule. Dan dari sekian banyak film Korea yang
saya tonton, kesemua film itu selalu bergenre komedi, romantis atau drama. Saya
sangat jarang menonton film Korea diluar genre tersebut. Nah kali ini saya
mencoba membuka jalan untuk genre baru film Korea untuk saya.
Film Korea yang akan saya review kali ini bergenre sci-fi anthology, yaitu Doomsday Book. Anthology? Apaan tuh? Oke buat anda yang baru keluar dari gua, saya kasih tau deh. Antologi atau omnibus adalah film yang terdiri dari kumpulan beberapa cerita atau film pendek dalam satu buah film panjang. Jadi dalam satu film itu ada lebih dari satu cerita. Nah di Doomsday Book terdiri dari tiga cerita yaitu Brave New World, Heavenly Creature dan Happy Birthday.
Brave New World, segmen pertama yang disutradarai oleh Yim Pil-sung ini bercerita tentang seorang peneliti bernama Yoon Seok-woo (Ryu Seung-beom) yang tinggal sendirian dirumah karena ditinggal keluarganya liburan. Dirumahnya dia harus membersihkan sampah-sampah yang ada, sampai akhirnya dia menemukan apel busuk diantara sampah yang berserakan, yang ternyata apel tersebut adalah membawa virus zombie. Singkat cerita karena suatu hal seluruh manusia dikota itu menjadi zombie, termasuk dia. Untuk cerita lebih lanjut, silahkan anda tonton sendiri filmnya.
Film Korea yang akan saya review kali ini bergenre sci-fi anthology, yaitu Doomsday Book. Anthology? Apaan tuh? Oke buat anda yang baru keluar dari gua, saya kasih tau deh. Antologi atau omnibus adalah film yang terdiri dari kumpulan beberapa cerita atau film pendek dalam satu buah film panjang. Jadi dalam satu film itu ada lebih dari satu cerita. Nah di Doomsday Book terdiri dari tiga cerita yaitu Brave New World, Heavenly Creature dan Happy Birthday.
Brave New World, segmen pertama yang disutradarai oleh Yim Pil-sung ini bercerita tentang seorang peneliti bernama Yoon Seok-woo (Ryu Seung-beom) yang tinggal sendirian dirumah karena ditinggal keluarganya liburan. Dirumahnya dia harus membersihkan sampah-sampah yang ada, sampai akhirnya dia menemukan apel busuk diantara sampah yang berserakan, yang ternyata apel tersebut adalah membawa virus zombie. Singkat cerita karena suatu hal seluruh manusia dikota itu menjadi zombie, termasuk dia. Untuk cerita lebih lanjut, silahkan anda tonton sendiri filmnya.
Segmen pertama ini saya nyebutnya
genre zom-rom-com. Kenapa? Karena highlight cerita dari segmen ini adalah
tentang zombie dengan sedikit tambahan bumbu komedi dan romantis. Menonton Brave New World saya jadi teringat
dengan segmen kedua dari film antologi horor Thailand Phobia 2, yaitu Backpacker.
Jarang-jarang saya menonton film zombie Korea. Untuk seorang yang masih amatir
dalam dunia perzombiean Korea, secara teknis ya baguslah. Lumayan jadi
pemanasan yang hangat untuk segmen selanjutnya. Dan yang paling saya suka
adalah bagaimana segmen ini menyindir kehidupan sekarang yang kurang peduli
dengan yang namanya kebersihan.
Heavenly Creature, segmen kedua yang disutradarai oleh Kim Jee-woon
ini bersetting dimasa depan yang mana robot sudah sederajat dengan manusia.
Alkisah ada sebuah robot bernama RU-4/In-myung yang menjadi biksu disebuah kuil Budha
dan para biksu lainnya meyakini bahwa RU-4 adalah titisan sang budha. Para
biksu lainnya pun begitu menghormati RU-4. Namun pihak pembuat robot RU-4 justru
ingin menon-aktifkan robot tersebut, karena mereka mengganggap robot itu
merupakan ancaman bagi manusia.
Premis yang menarik sebenarnya,
tapi sayang masih kurang greget menurut saya. Heavenly Creature bisa dibilang cukup enak untuk ditonton sebagai
sebuah tontonan hiburan dengan kombinasi setting futuristik-tradisionalnya,
meskipun harus diakui untuk ukuran sebuah film dengan premis bagus masih ada
yang kurang gimana gitu. Namun segmen ini saya rasa mensarkastikkan kehidupan
dimasa sekarang dengan sangat bagus, yang mana sekarang banyak orang yang
“memuja” teknologi.
Happy Birthday, segmen ketiga yang bercerita tentang seorang anak
kecil bernama Park Min-seo (Jin Ji-hee) yang menghilangkan barang milik
ayahnya, lalu untuk mengganti barang hilang tersebut dia berkeputusan untuk
memesan barang serupa secara online. Lalu dua tahun kemudian, sebuah meteor
menyerupai barang yang mirip dengan apa yang ia pesan di internet masuk ke bumi
dan membuat bumi luluh lantah. Saya tidak akan beritahu barang apa itu. Karena
anda pasti akan terkejut setelah mengetahui barang tersebut.
Segmen yang ketiga ini seharusnya
The Show Must Go On dan disutradarai
oleh Han Jae-rim, tapi karena masalah dana maka tidak terealisasikan. Akhirnya
segmen ketiga ini diserahkan kepada dua sutradara segmen sebelumnya, Yim
Pil-sung dan Kim Jee-woon. Menurut saya segmen ketiga ini adalah segmen paling
absurd dari semua segmen. Tapi segmen ini juga, segmen yang paling seru dan
kuat dari kedua segmen sebelumnya. Yang menarik adalah bagaimana segmen ini
bisa memadukan cerita dan rekaman acara berita di televisi menjadi satu
kesatuan kisah yang saling mendukung. Serta memadukan apocalypse movie dengan
balutan sci-fi ditambah dengan sentuhan drama-keluarga secara pas.
Overall
ah akhirnya dapet lagi rekomendasi film korea yang bagus
ReplyDeletethanks bro