Pages

February 9, 2014

Big Bad Wolves (2013)

Big Bad Wolves mengisahkan tentang putri dari seorang ayah bernama Gidi (Tzahi Grad) yang baru saja diculik dan dibunuh oleh seseorang. Kasus ini pun diselidiki oleh seoreang polisi bernama Miki (Lior Ashkenazi) yang kemudian mencurigai seorang guru sekolah bernama Dror (Rotem Keinan) sebagai pelakunya. Dror pun diintrogasi, namun apakah benar Dror adalah pelaku yang sebenarnya?

Satu-satunya alasan terkuat untuk menonton film ini adalah karena adanya pernyataan dari sutradara Quentin Tarantino yang menobatkan Big Bad Wolves sebagai film terbaiknya tahun 2013 lalu. Film yang berasal dari Israel ini disutradarai duo Aharon Keshales dan Navot Papushado yang juga sekaligus menulis naskah cerita dan menjadi editornya. Big Bad Wolves memulainya dengan santai lewat adegan pembukannya yang dibalut dengan slow motion membentuk sebuah motif masalah yang nantinya dijadikan pokok bahasannya. Ini adalah film tentang sebuah penculikan yang nantinya berubah haluan menjadi film tentang balas dendam.

Bagaimana sang ayah disini dirundung rasa kehilangan sekaligus rasa bersalah terhadap kematian putri tercintanya karena diculik dan akhirnya dibunuh. Sang ayah rela melakukan apapun agar orang yang dicurigai pelakunya mau mengakui bahwa dialah pelakunya walau sebenarnya dia tidak tahu apakah tersebut benar-benar bersalah atau tidak. Big Bad Wolves sarat dengan konten kekerasannya, yang mana adegan demi adegan penyiksaan ketika sedang mengintrogasi si pelaku. Adegan penyiksaan yang melibatkan senjata tajam, api bahkan kontak fisik langsung disajikan dengan cukup membuat bergidik penontonnya. Dalam durasi satu setengah jam lebihnya kita terus dihujani pertanyaan; siapa pelaku sebenarnya, apakah Dror memang benar pelaku sesungguhnya. Kita pun seolah seperti ikut menyelesaikan kasus ini. Dan ketika bagian ending tiba, Big Bad Wolves justru menghadirkan twist-ending dan diakhiri dengan ambigu.

Film yang pertama kali tayang di Tribeca Film Festival tahun lalu ini memang tampak seperti suguhan yang begitu serius dan menegangkan. Namun sesungguhkan Big Bad Wolves tidaklah seperti itu, film ini juga punya sisi black-comedy yang nendang, komedi-komedinya yang melibatkan dialog ataupun situasi. Disinilah menariknya Big Bad Wolves, ketika kita sedang tegang eh bisa-bisanya kita malah tertawa. Bicara aspek teknis, semuanya pada taraf yang cukup memuaskan. Sinematografi apik arahan Giora Bejack yang sesekali dihiasi slow motion cantik. Scoring-music gubahan Haim Frank Ilfman yang hadir untuk mendukung intensitas ketegangan, disisi lain juga coba mendinginkan atmosfer ketika scoring bernada komedi hadir. Dari divisi akting, semuanya juga pada taraf yang memuaskan, bagaimana akting dari trio yang lebih banyak kita lihat di film ini; Rotem Keinan, Lior Ashkenazi, dan Tzahi Grad bermain bagus.

Secara keseluruhan Big Bad Wolves adalah sebuah film thriller dari Israel yang bagus. Tidak berlebihan jika Quentin Tarantino menjadikan film ini sebagai film terbaik tahun lalunya. Duo sutradara Aharon Keshales dan Navot Papushado sukses menghadirkan sebuah sajian yang cukup menegangkan berpadu dengan selipan black-comedy-nya, ditambah adegan kekerasannya dibalik cerita mengenai balas dendam yang diakhiri dengan ambiguitas yang kelam dalam durasi 110 menitnya.

4/5


No comments:

Post a Comment