Sebagai seorang movie-blogger
Indonesia, aneh rasanya jika saya tidak pernah mereview film Indonesia. Nah
kali ini saya akan mencoba mereview film dari negeri sendiri. Film yang akan
saya review kali ini adalah Republik
Twitter.
Jejaring sosial atau yang biasa
dikenal dengan social network menjadi
suatu tren dimasa kini. Hampir setiap orang setidaknya memiliki satu akun
jejaring sosial. Bahkan saya saja pernah mencoba beberapa jejaring sosial
seperti Friendster, Facebook, Twitter, Google+, dan masih banyak lagi. Dan
tentu tujuan setiap orang memiliki jejaring sosial berbeda-beda seperti, mencari
teman, bisnis, ajang promosi, atau bahkan mencari jodoh. Layaknya seperti
sebuah koin yang mempunyai dua sisi berbeda, ada beberapa pihak yang
menyalahgunakan jejaring sosial sesuai kodratnya seperti sebagai ajang saling
menghina yang kadang berbau sara. Lalu apa hubungannya ulasan saya diatas
dengan film yang akan saya review kali ini. Seperti yang terlihat dijudulnya Republik Twitter, film ini akan banyak
sekali membahas soal Twitter.
Republik Twitter mempunyai dua plot cerita tentang percintaan dan
politik. Republik Twitter berpusat pada Sukmo (Abimana Arya) dan Hanum (Laura
Basuki). Sukmo datang dari Jogja ke Jakarta berniat menemui Hanum gadis yang ia
kenal lewat Twitter. Dengan dibantu temannya Andre (Ben Kasyapani) akhirnya
Sukmo pergi ke Jakarta menemui Hanum, namun saat mereka sudah hampir bertemu,
tiba-tiba Sukmo menjadi minder dan mengurungkan niatnya. Lalu Sukmo bekerja
dengan Belo (Edi Oglek) disuatu warnet sebagai seorang buzzer yang menjadikan
orang penting jadi trending topic di Twitter atau dengan kata lain disebut pencitraan
di Twitter. Sampai pada suatu waktu ia membantu Hanum yang berniat membuat
artikel dari kantornya yang berhubungan dengan kampanye politik lewat Twitter.
Dan akhirnya pada saat dua plot ini saling bertemu masalahnya pun menjadi
semakin rumit.
Sepertinya Republik Twitter mencoba mengambil aji mumpung, karena secara di
Indonesia sekarang Twitter sudah menjadi tren dipublik, apalagi Indonesia
menduduki peringkat kelima sebagai pengguna Twitter terbanyak diseluruh dunia. Republik Twitter dibuka dengan
opening credit-title dengan tipografi font ala Twitter serta dengan editingnya yang keren
ditambah lantunan lagu Potenzio - Twitter Dunia. Saya suka sekali openingnya. Ceritanya
menarik untuk disimak sebenarnya. Kisah percintaan yang dipadu dengan unsur
teknologi dan politik. Ya meskipun ceritanya ada yang kurang gimana gitu.
Seperti tidak adanya perkenalan bagaimana proses mereka bisa saling kenal di Twitter
dan akhirnya mempunyai rasa satu sama lain. Selain itu banyak juga beberapa
plot yang berlubang seperti subplot pasangan Andre dan Nadya (Enzy Storia) atau
Hanum dengan karakter Gerry (Gary Iskak).
Republik Twitter sarat dengan aroma satirnya. Sindiran-sindiran
terhadap para “generasi merunduk” yang Twitter maniac. Dan yang paling saya
sukai adalah editingnya yaitu transisi scene by scene yang dilakukan dengan
efek animasi visual dengan segala pernak-pernik ala Twitter. Mengenai akting,
Laura Basuki sebagai Hanum tampil cukup baik dengan mukanya yang unyu nan
cantik itu yang tentunya eye candy dari film ini. Demikian pun dengan Abimana
Arya serta pemeran pendukung lainnya, terlebih lagi kepada Edi Golek dengan
logat bataknya. Saran untuk kalian jika ingin menonton film ini, sebaiknya
kalian bikin akun Twitter. Supaya bisa lebih memahami istilah-istilah yang ada
di film ini. Istilah-istilah seperti follow, hashtag, mention, tweet, retweet.
Karena jika tidak, anda mungkin akan sedikit kebingungan memahaminya.
Secara keseluruhan Republik Twitter adalah sebuah tontonan
yang cukup baiklah. Walaupun ceritanya masih ada yang kurang gimana. Republik Twitter masih saja layak untuk
menjadi tontonan di kala bosan dan untuk orang-orang yang menginginkan cerita
romantic-comedy dengan bumbu politik. Ya setidaknya satu lagilah film Indonesia
yang tidak mengumbar pornografi atau penampakan hantu basi.
Dan follow Twitter saya
@hajiabdulkarim.
7/10
No comments:
Post a Comment