Menonton sebuah film dokumenter memang tidak mudah, besar kemungkinan akan berakhir dengan membosankan jika sang sutradara tidak lihai menyulapnya, tapi untuk kasus Samsara berbeda. Percayalah, anda tidak akan merasa kebosanan menontonnya.
Siapa yang tidak kenal dengan duo sutradara Ron Fricke dan produser Mark Magidson, dua nama yang melejit lewat film dokumenter Baraka 20 tahun lalu. Sama seperti pendahulunya, Samsara juga adalah sebuah film dokumenter tanpa narasi mengeksplorasi tema kompilasi melaui kaleidoskop kejadian alam, kehidupan, aktifitas manusia, dan fenomena teknologi. Samsara yang mengambil gambar hampir di seratus lokasi di 25 negara selama lima tahun. Mulai dari gambar-gambar yang indah sampai yang mengerikan, mulai dari modern sampai primitif. Samsara yang dalam bahasa Sanskerta mempunyai makna siklus hidup yang terjadi berulang-ulang tanpa henti mulai dari lahir, hidup, mati, lahir lagi.
Dari 25 negara yang ada, jangan sampai ketinggalan penampilan dari Indonesia, film yang dibuka oleh tari Legong dari Bali dan di pertengahan juga ada penampilan menawan Kawah Ijen di Jawa Tengah. Selain Indonesia, negara-negara Asia yang ikut andil juga ada dari Israel, Tembok Ratapan di Jerusalem. Jepang, seperti pabrik boneka di Tokyo. Yordania dengan Petra-nya. Arab Saudi dengan Masjidil Haram-nya, Uni Emirat Arab dengan menara Burj Khalifa dan Burj Al Arab-nya. Dari dataran Eropa ada seperti dari negara Denmark, Perancis, dan Italia. Benua Amerika ada Brazil dan US. Serta dari benua Afrika ada seperti Mesir, Ethiopia, dan Ghana. Dan itu baru sedikit yang saya sebutkan, masih banyak lagi lokasi-lokasi eksotis lainnya. Ya, meskipun sebenarnya dengan hanya menggunakan Google atau Youtube, kita sudah bisa melihat gambar-gambar yang dihadirkan di film Samsara. Akan lebih nikmat jika anda menontonnya sendiri, percayalah.
Samsara sangat sarat dengan unsur spiritual, makna, filosofi dan pesan yang terkandung dari setiap gambarnya tergantung bagaimana kita menginterpretasikannya. Yang saya yakin setiap orang yang menontonnya akan tidak ada habis-habisnya mensyukuri kebesaran Tuhan. Apalagi semua gambar-bambar itu didukung oleh aspek teknisnya ciamik. Scoring-music arahan Michael Stearns, Lisa Gerrard dan Marcello de Francisci yang bagai seperti sebuah meditasi yang semakin membuat perasaan menontonnya semakin nikmat. Samsara yang direkam dengan kamera berteknologi tinggi 70 mm, jadi kalau bicara tentang sinematografinya tidak usah diragukan lagi. Gambar yang indah nan eksotis dibalut dengan efek time lapse dan slow motion yang sangat memanjakan mata.
Well, secara keseluruhan Samsara adalah sebuah film dokumenter masterpiece yang sangat-sangat sayang untuk dilewatkan. Sebuah film dokumenter non-narasi yang penuh dengan makna tentang arti sebuah kehidupan disajikan secara apik dalam durasi 99 menit oleh duo Fricke dan Magidson. Subhanallah!
9/10
Baru pertamakali nonton film ini, karena tugas dari guru produktif.. Awal liat scene2 pertama film ini, aku kira ini cuma film dokumenter biasa, tanpa makna tertentu. Tapi setelah liat scene2 selanjutnya, mulai sadar kalo banyak banget makna yang terkandung di film ini... sesuai dengan review yang anda berikan.. :)
ReplyDeleteralat, Kawah Ijen itu ada di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur...
Terimakasih... ^^
Wah iya terimakasih atas ralatnya, Kuroneko. Terimakasih sudah berkunjung ya.
Delete