Saya sempat skeptis terlebih
dahulu ketika mengetahui film ini, apalagi dikarenakan banyak yang bilang bahwa
film ini mirip dengan Twilight Saga.
Namun setelah baca reviewnya sana-sini, sepertinya film ini layak untuk
ditonton, banyak yang merespon positif. Akhirnya sampailah saya menonton film
ini dan saya puas, ya itulah Warm Bodies.
Warm Bodies mengisahkan tentang
zombie bernama R (Nicholas Hoult) seorang zombie yang sedikit berbeda dari
zombie lainnya. Sampai suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita cantik
bernama Julie (Teresa Palmer).
Butir-butir cinta antara keduanya pun mulai tumbuh, mereka pun
menjalankan hubungan terlarang sebagai sepasang kekasih. Kehidupan antara
keduanya pun berubah.
Naskah cerita yang ditulis
Jonathan Levine, mengadaptasi dari novel berjudul sama karya Isaac Marion.
Dengan mengambil pakem dari Romeo and
Juliet-nya William Shakespeare, bisa dilihat dari pemilihan nama dua karakter
utamanya, lalu ada juga beberapa adegan yang mengingatkan saya dengan film Romeo+Juliet-nya
Baz Luhrmann. Warm Bodies tidak hanya
menampilkan segala referensi kezombieannya, meskipun ada beberapa yang
melampaui kodratnya. Ada berbagai macam unsur genre disini; Action? Ada.
Comedy? Ada. Romance? Ada. Untuk bagian action, memang tidak dominan, jadi saya
tidak terlalu suka dan mementingkan dengan bagian ini. Untuk komedi, walaupun
tidak selucu Shaun of the Dead, saya
pikir unsur-unsur komedi di film ini bisa dibilang berhasil mengocok perut
penonton. Lalu tentunya romansanya, saya suka dengan bumbu romantis di film
ini, ya walaupun di beberapa bagian sisi romantisnya ada yang terlihat klise.
Sebagai contoh, cowok melihat cewek cantik, si cowok terpana-si cewek rambutnya
melayang-layang, pakai slow motion lagi. Tapi untungnya Levine berhasil
menutupi segala keklisean itu dengan teknik penyutradaraan yang cerdas serta
didukung tata produksi yang oke.
Bicara tentang tata produksi,
Levine dan kawan-kawan cukup serius memikirkannya. Setting tempat, tampilan
tempatnya yang after a zombie apocalypse-nya
cukup meyakinkan. Makeup and costume, sebagai sebuah film zombie, saya rasa
tata riasan dan kostum dari zombienya masih dalam tahap enak dilihat, tidak
terlalu gembel-gembel amat lah, apalagi pemeran utamanya masih kelihatan cakep
sama unyunya. Selain itu, Warm Bodies
juga sering dihiasi dengan soundtrack-soundtrack yang pas, bahkan saya sempat
berasa kayak lagi nonton music video clip. Lalu dari departemen akting, dua
karakter utama di film ini saya rasa bermain aman, dan tentunya mudah untuk
disukai. Nicholas Hoult sebagai zombie yang kegalauan bermain dengan bagus.
Teresa Palmer yang mengingatkan saya dengan Kristen Stewart bermain dengan
cukup gemilang. Chemistry keduanya terjalin dengan baik.
Secara keseluruhan Warm Bodies adalah sebuah inovasi baru
dalam kancah dunia perzombiean, menggabungkan film zombie dengan bumbu romantis
dan komedi bisa dibilang suatu ide yang cukup segar. Sangat menyenangkan sekali
menonton film ini selama 97 menit durasinya. Tapi yang pasti, Jonathan Levine
berhasil menampar keras para pencemooh yang menganggap Warm Bodies sama dengan Twilight, mereka salah.
7.5/10
Agh, gue gagal terus nonton film ini. Tiba-tiba ada urusan mendadak lah, atau filmnya udah ga diputer dimana-mana lah, ckckck.
ReplyDeleteHaha, santai aja bro. Btw, lu tinggal di kota mana?
Delete