Shane Carruth,
sutradara yang terkenal lewat debutnya bersama drama-perjalanan waktu Primer tahun 2004 silam. Dan tahun ini
dengan film keduanya, apakah dia mampu sesukses film perdananya, Upstream Color.
Upstream Color mengisahkan tentang Kris
(Amy Seimetz), seorang perempuan yang diculik oleh seorang misterius lalu
dibius dengan metode yang aneh lewat pengaruh suatu parasit kompleks. Dia
mencoba mengeluarkan parasit tersebut lewat bantuan seorang bernama Sampler
(Andrew Sensenig). Suatu ketika Kris tanpa sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Jeff
(Shane Carruth), lalu mereka pun menjalin hubungan cinta. Tanpa diketahui,
ternyata dalam kehidupan mereka telah terjadi sesuatu.
Harus diakui,
membutuhkan beberapa lama untuk dapat benar-benar menikmati Upstream Color. Bagaimana tidak, film
ini dibuka tanpa dialog dengan adegan-adegan yang cukup membingungkan serta
abstrak. Dan setelah itu pun Upstream
Color masih tetap lebih banyak diisi adegan minim dialog yang lebih
berbicara melalui gambar yang berisi metaphor,
mengingatkan saya dengan The Tree of Life-nya
Terrence Malick. Berjalan dengan alur yang lambat dalam durasi satu setengah
jamnya, sangat besar kemungkinan akan membuat bosan penontonnya yang tidak
terbiasa dengan gaya seperti ini. Penceritaan yang kompleks serta cukup susah
untuk dipahami dan dicerna, ide cerita mengenai teori-teori ilmiah dan organisme
kehidupannya yang rumit. Ya, Upstream Color
punya cerita yang cerdas. Butuh konsentrasi ekstra untuk dapat benar-benar
memahaminya. Saya sendiri masih belum paham sepenuhnya apa maksud dari film
ini.
Oh iya, ada
unsur romance juga disini. Orang yang
menjadi sentral atau kunci dari Upstream
Color adalah Shane Carruth, dia disni mengemban banyak tugas; director, writer, producer, actor, cinematographer, editor, composer, production designer dan sound
designer. Mari bahas aspek teknisnya. Sinematografi, menggunakan teknik hand-held camera yang otomatis akan menimbulkan
shaky. Tapi disini goyang-goyangnya
masih dalam taraf acceptable, tidak
terlalu mengganggu dalam durasinya yang singkat itu namun terasa cukup
melelahkan. Punya pengambilan gambar-gambar yang pas, hadir dengan visualisasi
yang cukup cantik. Berpadu dengan editing
yang liar. Scoring, lebih banyak
dihiasi bernada depresif, juga sesekali terdengar unik dikarenakan sumber suara
yang beragam, seperti hasil-hasil suara dari batu dan pohon. Dari divisi akting, Amy Seimitz sebagai tokoh utama bermain bagus
tampil dengan chemistry yang pas
bersama dengan Shane Carruth.
Secara
keseluruhan Upstream Color adalah
sebuah film drama sci-fi yang bagus. Film kedua dari Shane Carruth dengan
mengusung semangat indie ini membawakan kita dalam sebuah kisah brilian tentang
arti kehidupan dengan segala teori ilmiahnya. Berpadu dengan visualisasinya
yang indah plus dengan simbolisasi penuh maknanya. Diiringi juga oleh scoring depresif yang ciamik. Sebuah
pengalaman sinematis 96 menit yang mungkin membingungkan. Dan saya harus
menonton ini sekali lagi.
7.5/10
No comments:
Post a Comment