Bingung mau posting apa
sebenarnya, jadi akhirnya posting tentang review film aja. Walaupun film lama,
tapi biarlah. Anda boleh bilang saya basi, karena ini adalah film yang rilis
tahun 2010, tapi saya baru mereviewnya sekarang tahun 2012. It’s ok, no
problem. Oke cukup dengan bacotannya, sekarang lanjut ke bagian review.
Berkisah tentang Scott Pilgrim (Michael Cera), seorang bassist band Sex
Bob-Omb yang nerd dan geek. Dia jatuh cinta pada seorang wanita misterius
bernama Ramona Flowers (Mary Elizabeth Winstead). Untuk
mendapatkan hati Ramona tidak semudah
yang dipikirkan, Scott harus
bertarung terlebih dahulu melawan tujuh mantan-mantan pacarnya Ramona yang tergabung dalam The League
of Evil Exes. Jadi, apakah Scott mampu
mengalahkan musuh-musuhnya? Silahkan tonton sendiri filmnya.
Dibuka dengan opening logo
Universal dengan grafis dan suara 8bit-nya. Lalu berlanjut dengan pengenalan
karakter-karakter yang dikemas seperti komik. Banyak sekali karakter yang
ditampilkan di film ini, dengan beragam kekhasan dan keunikannya. Tapi ada dua
karakter yang paling saya sukai di film ini, yaitu karakter Knives Chau (Ellen Wong) dan Wallace Wells (Kieran Culkin). Knives Chau adalah
seorang wanita Chinese yang cute, nge-gemesin, yang berhasil membuat saya
tersenyum bahkan tertawa, karena ekspresi dan tingkah lakunya yang lucu dan
aneh. Sedangkan Wallace Wells adalah
teman sekamar Scott, dia adalah
seorang gay, dia menggunakan bahasa-bahasa satir yang kadang juga membuat saya
tertawa. Sedangkan pemeran utama di film ini yaitu Scott Pilgrim yang diperankan oleh Michael Cera juga terlihat sangat meyakinkan sebagai seorang pria lugu, mengingat sebelumnya dia juga memang sudah sering memerankan karakter seperti itu, seperti di film-film terdahulunya Superbad, Juno dan Nick and Norah's Infinite Playlist. Bukanlah hal yang sulit bagi Cera.
Scott Pilgrim vs. The World juga sarat dengan visualisasi
unsur game dan adegan komikal yang full color, seperti adegan mendapatkan koin
poin, level up, bonus skill, nyawa tambahan atau saat telepon berdering muncul
visual RINGG, saat Scott menampar musuhnya
muncul visual KROWW. Semuanya dikemas dalam tampilan editing cepat, seakan-akan
kita sedang membaca sebuah komik yang tanpa harus membuka setiap
halaman-halamannya. Sebuah visual efek yang keren tapi sedikit lebay. Soundtrack
musik-musik di film ini pun bagus-bagus, sangat memanjakan telinga saya. Habis
nonton film ini saya langsung download semua lagu-lagunya. Lagu favorit saya di
film ini adalah Black Sheep - Metric.
An Epic of Epic Epicness, tagline yang tercantum pada poster film
ini memang bukan main-main. Selain visualnya yang keren, saya juga menyukai
komedinya. Lelucon-lelucon yang cerdas yang membuat saya dari tersenyum hingga
tertawa terpingkal-pingkal. Mengingat sutradara film ini adalah Edgar Wright, dia memang jagonya dalam membuat film-film yang
mengandalkan komedi situasi. Bukan komedi karena percakapan atau tingkah laku. Dari segi cerita film ini
tergolong sederhana, seperti halnya kisah percintaan klise biasa. Namun, konsep
yang sederhana tersebut mampu dihadirkan dalam kemasan yang sangat menarik, unik
dan keren sekaligus lebay. Karena sebelumnya saya rasa belum ada film dengan
konsep seperti ini. Overall, film dengan cerita yang ringan, komedi yang lucu,
serta visualisasi yang sangat menarik ini sukses untuk membuat kita terhibur
selama 1 jam lebih.
8/10
No comments:
Post a Comment