Pages

July 21, 2012

The Dark Knight Rises (2012)


20 Juli 2012, hari itu pertama kalinya saya nonton film secara premiere di bioskop. Datang ke bioskop dengan ekspektasi yang tinggi dan tanpa harus mengantri panjang-panjang, masuk bioskop dengan santainya. Kenapa? Karena saya sudah pesan tiketnya dengan teman saya jauh-jauh hari. Oke, cukup dengan cerita bullshitnya, sekarang lanjut dengan bagian reviewnya.

The Dark Knight Rises yang katanya adalah seri terakhir dari trilogi Batman versi Nolan. Setelah 4 tahun yang lalu kemunculan The Dark Knight yang telah merubah pandangan orang terhadap film superhero ke taraf yang lebih tinggi. Sebagai salah satu most anticipated movie of the year, apakah The Dark Knight Rises akan menyamai atau bahkan melampaui kesuksesan film pendahulunya?

Delapan tahun setelah peristiwa memilukan, dimana Batman dituduh menjadi orang yang bertanggung jawab atas kematian Harvey Dent, kini Gotham damai. Bruce Wayne (Christian Bale) sudah pensiun dari tugasnya menjadi Batman, semangat hidupnya hilang, ia tidak bisa meneruskan hidup setelah kematian Rachel (Maggie Gyllenhaal). Kini ia hidup penuh dengan rasa sakit, hanya ditemani Alfred (Michael Caine). Tapi bukan hanya Bruce Wayne yang menderita karena masa lalu yang kelam, seorang tentara bayaran bernama Bane (Tom Hardy) muncul untuk meneror Gotham dengan pasukannya yang terlatih. Dia datang untuk menuntaskan pekerjaan gurunya yang dahulu dibunuh oleh Batman, Ra’s Al Ghul (Liam Neeson). Maka Bruce Wayne kembali menjadi Batman untuk terakhir kalinya, dia dibantu Selina Kyle (Anne Hathaway) dan seorang polisi amatir anak buah Jim Gordon (Gary Oldman), John Blake (Joseph Gordon-Levitt).

Belum apa-apa, The Dark Knight Rises sudah langsung membuat saya tegang lewat opening scenenya yang dibuka dengan Bane yang mengacaukan seisi pesawat. Sepintas langsung teringat dibenak saya mendiang Heath Ledger/Joker yang mengacaukan seisi bank di The Dark Knight. Lalu berlanjut pengenalan karakter-karakter baru, seperti John Blake, Seline Kyle, James Gordon dan Miranda Tate. Dan Nolan cerdas untuk menjadikan karakter-karakter pendukung ini tidak hanya sekedar pemanis begitu saja dan memberikan andil besar dalam alur cerita, tidak membuat para karakter pendukung ini tenggelam oleh karakter utamanya, yaitu Batman. Bahkan Batman baru muncul saat seperempat film ini dimulai.

Bukan Christopher Nolan namanya jika tidak mengadirkan film kelas berat yang membuat otak kita mencerna lebih dalam lagi ceritanya. Bisa dilihat dari film-film terdahulunya, seperti Inception, Memento, The Prestige, Batman Begins dan The Dark Knight. Hingga saat saya menonton The Dark Knight Rises, tidak ada lagi waktu untuk sekedar membalas sms atau update status facebook, karena setiap detik di film ini sangat begitu berharga untuk dilewatkan.

Dengan budget $250 million, yang jika dibandingkan dengan semua trilogi Batman versi Nolan sebelumnya, ini adalah yang tertinggi. Sepertinya Nolan tidak akan membuang mubazir nominal tersebut, Nolan memanfaatkannya dengan baik, bisa dilihat dari tembak-tembakan dan ledakan dimana-dimana yang dua kali lebih banyak dari film pendahulunya. Serta aksi-aksi yang memukau, seperti opening scene yang diambil dari atas pesawat, adegan hancurnya stadion american football, final fight yang malah terlihat seperti film perang dan pembuatan pesawat baru Batman, The Bat yang keren. Scoring musik di film ini pun digarap dengan sangat apik, yang membuat emosi dan adrenalin penonton meningkat.

Film ini memang digadang-gadang sebagai film terakhir dari trilogi Batman versi Nolan. Tapi saya mencium aroma, bahwa akan ada cikal-bakal film yang akan dibuat setelah ini. Film tentang Robin, Catwoman mungkin? Atau sebuah prequel? Atau mungkin reboot? Atau bahkan mungkin film Justice League yang akan menandingi keperkasaan The Avengers. Entahlah, saya tidak tau itu.

Pada akhirnya, The Dark Knight Rises pun sukses menjadi penutup yang epic dari sebuah trilogi yang juga epic. Dan… “Anjingg! Bangsad lu Nolan! Sumpah keren banget film lu! Thanks Mr. Nolan!”.

Fuck yeah!!!
8.5/10

1 comment:

  1. setuju gw ama review lu bang
    btw itu paragraf yg terakhir, kalo bang Nolan liat gimana responx ya
    hahahaha, nice

    ReplyDelete