“Everybody has a summer that changes their
life”
The Way Way Back mengisahkan tentang
Duncan (Liam James), seorang yang pemalu dan susah bergaul. Suatu hari, dia
bersama ibunya Pam (Toni Collette) serta
calon ayah tirinya Trent (Steve Carel) mengisi liburan musim panas di sebuah
rumah di tepi pantai. Di tengah segala kebosanan yang ada, Duncan tidak sengaja
bertemu dengan Owen (Sam Rockwell) seorang pegawai sebuah water park. Bersama Owen, summer
yang payah pun sedikit terobati, yang mana disisi lain hubungan Duncan dengan keluarga sedikit merenggang.
Nat Faxon dan
Jim Rash, merekalah sutradara dibalik The
Way Way Back, yang sekaligus juga menulis naskah ceritanya. Duet nama yang
mungkin sedikit lebih kita kenal ketika mereka meracik naskah The Descendents-nya Alexander Payne yang
meraih Best Original Screenplay Oscar
dua tahun lalu. Well, sebagai
penyutradaraan perdana, mereka menambahkan satu kata way lagi mungkin agar tidak sulit membedakannya dengan film The Way Back (Peter Weir, 2010). Seperti
tagline-nya; “We’ve All Been There”, mungkin
beberapa diantara kita pernah mengalami apa yang ada di film ini khususnya
mengenai Duncan. Liburan, musim panas, membosankan. Berpadu dengan nada coming-of-age, drama keluarga
disfungsional, dan sedikit sentuhan romansa. Duo Fax-Rash tahu betul dimana
harus menempatkan momen-momen drama, keceriaan, dan pemicu tawa secara pas dan seimbang.
Perlahan tapi pasti berhasil membangun dan mengembangkan karakter.
Drama, ketika
sosok Duncan yang dalam proses pencarian jati dirinya, pergolakan batin yang harus
dihadapkan pada konflik-konflik yang melibatkan keluarganya. Ada satu titik
dimana zona dramanya memuncak, cukup emosional. Keceriaan, ketika sosok Duncan
yang sudah bosan dengan kehidupannya sekarang, dia pun mencari dunia lain
dengan nuansa hedonisme. Semakin tambah ceria, ketika dihiasi oleh musik-musik
ceria yang easy listening. Pemicu
tawa, ketika sosok Duncan yang menemui karakter-karakter yang punya sense humor
yang bernada sarkasme atau melibatkan momen-momen kecangunggannya. Segi teknis,
semuanya pada taraf yang oke. Dari divisi akting, juga pada level yang bagus,
baik dari peran major ataupun minor. Liam James, si pemeran utama dengan segala
sikap dan sifat introvert-nya, sukses
dilakukan dengan cukup baik dari ekspresi, gestur, cara bicaranya. Steve
Carrel, berperan sebagai ayah yang menyebalkan, disini perannya lebih bisa
diterima dibanding akting garingnya di film-film komedi. Sam Rockwell,
dibarisan depan sebagai eksekutor zona komedi. AnnaSophia Robb, love interest-nya Duncan, semakin dewasa
dan cantik sejak saya terakhir melihatnya di Bridge to Terabithia. Nama-nama lain yang juga tampil bagus sebut
saja, Toni Collette, Allison Janney, Maya Rudolph dan River Alexander. Tidak
ketinggalan kedua sutradaranya juga ikut berakting disini.
Secara
keseluruhan The Way Way Back adalah
sajian coming-of-age yang bagus. Sebuah
film perjalanan menuju pendewasaan yang baik dari debut penyutradaraan duet Nat
Faxon dan Jim Rash. Memadu padankan kolaborasi antara drama-keluarga, komedi
dan sedikit romansa dibalik nuansa liburan musim panas. Cerita cukup sederhana,
jarak yang tipis antara keceriaan dan depresif. Nilai plus untuk musiknya. Ensemble
cast yang semuanya pada level yang memuaskan. Nice!
8/10
No comments:
Post a Comment