Quentin Tarantino, sutradara yang
terkenal berani “bereksperimen”, sering meminjam inspirasi film dari mana saja.
Seperti yang dilakukannya di Inglorious
Basterds, kisah tentang penindasan Nazi terhadap Yahudi dibuatnya menjadi
film yang ala Tarantino banget. Kini dia kembali berbuat ulah di film
terbarunya, Django Unchained.
Django Unchained mengisahkan tentang seorang budak bernama Django
(Jamie Foxx) yang bertemu dengan dengan seorang dokter gigi sekaligus bounty
hunter bernama Dr. King Schultz (Christoph Waltz). Dia dibebaskan Schultz dari
perbudakan untuk membantu mencari tiga orang buronan. Lalu mereka pergi ke
sebuah perkebunan yang dimiliki Calvin Candie (Leonardo DiCaprio). Namun
keadaan semakin rumit ketika dengan beruntungnya Django bertemu dengan istrinya
yang sudah lama dia cari, yakni Broomhilda (Kerry Washington) yang adalah salah
satu budaknya Candie. Negosiasi pun terjadi, dan tentu bernego dengan seorang
pemilik kebun yang kejam tidaklah mudah.
Adanya nama Quentin Tarantino
dibangku sutradara tentu sudah menandakan bahwa film ini bukan film biasa.
Merangkap juga sebagai penulis cerita. Apalagi Tarantino kali ini mengusung
genre yang bisa dibilang sering dinomor duakan, yaitu western. Setelah kung-fu
di Kill Bill lalu Nazi di Inglorious Basterds, kini Tarantino akan
bermain-main dengan koboi di Django
Unchained. Seperti film-film sebelumnya, Tarantino masih sinting, masih
dengan gaya nyelenehnya dan masih brutal. Bagaimana tidak, film ini sarat
dengan isu-isu hangatnya macam perbudakan dan rasisme. Namun Tarantino berhasil
membalut tema-tema itu menjadi sebuah sajian yang tanpa harus terlihat
provokatif, malah menjadi sebuah tontonan yang menyenangkan. Django Unchained memang brutal, banyak
adegan-adegan jual beli peluru yang keren hingga menghasilkan darah
berbanjiran, kepala hancur, tangan kaki ketembak, hingga penis tertembak. Lalu
adegan penyiksaan dengan kekerasan tingkat tingginya, punggung dicambuk, kulit
disodorin besi panas, tubuh digigit anjing ganas.
Tidak hanya sampai disitu kepuasan
saya. Django Unchained juga dihiasi
dengan dialog-dialog panjang dengan bumbu-bumbu komedinya yang bersifat
sindiran yang mungkin akan sukses membuat anda minimal tersenyum. Saya juga
suka sinematografinya yang keren, ada beberapa shot yang menggunakan teknik
zoom in-zoom out, berhasil masuk nominasi Oscar untuk best cinematography. Lalu scoring music-nya juga unik, kadang
menghadirkan musik-musik khas koboi, kadang terdengar menegangkan, kadang juga
terdengar lucu. Dan tentunya para departemen aktingnya, Jamie Foxx dia memang
tampil bagus, dia memang pemeran utamanya. Tapi performanya tidak lebih bagus
dari Christoph Waltz, karakter yang tampil serius namun juga mampu terlihat
jenaka sebagai Dr. Schultz. Selanjutnya Leonardo DiCaprio yang bermain gila
apalagi saat adegan di meja makan. Pemeran pendukung lainnya juga tampil
gemilang macam Samuel L. Jackson dan Kerry Washington. Dan jangan lupa dengan
cameo-cameo yang dihadirkan Tarantino.
Ya, ini bukan filmnya Christopher
Nolan dengan cerita berlapis dan twistnya, ini bukan filmnya James Cameron
dengan spesial efeknya yang megah. Tapi ini adalah film dari seorang Quentin
Tarantino dengan segala kegilaan imajinasi terliarnya. Django Unchained berhasil menjadi angin segar baru untuk genre
western. Yah kita lihat saja, dengan mengantongi 5 nominasi; best picture, best writing-original
screenplay, best sound editing, best cinematography dan best supporting actor untuk Christoph
Waltz. Apakah Django Unchained mampu
berbicara banyak di ajang Oscar ke-85 nanti. Kita tunggu saja pengumumannya
tanggal 24 Februari 2013 nanti.
8/10
8/10
mash ga ngerti kanapa DiCaprio di-snubbed bwt Oscar, padahal beda bgt perannya, Waltz juga bagus-cuma ya...ga beda2 amat sama Hans Landa..
ReplyDelete