Stanley Kubrick,
sutradara jenius yang terkenal lewat karya-karyanya macam The Shinning dan A Clockwork
Orange. Tapi dari sederet mahakaryanya mungkin film yang akan saya review
inilah yang paling fenomenal, 2001: A
Space Odyssey.
2001: A Space Odyssey diawali dengan The Dawn of the Man bersetting 4 juta
tahun sebelum masehi yang mana sekelompok kera yang sedang mencari makan. Dan
suatu ketika mereka menemukan sebuah benda seperti batu berwarna hitam bernama
Monolith. Yang ternyata setelah itu berpengaruh pada kehidupan mereka. TMA-1, cerita kedua yang bersetting 1999
menceritakan Dr. Heywood R. Floyd (William Sylvester) yang mempunyai misi untuk
menyelidiki keberadaan Monolith di bulan. Dan disaat Heywood dan kawan-kawan
hendak berfoto didepan benda tersebut, sesuatu yang tidak terduga pun terjadi.
Jupiter Mission, cerita ketiga
mengisahkan 5 orang astronot yang
menjalani misi ke Jupiter, yang mana tiga diantaranya sedang hibernasi. Dua
sisanya yakni Dave (Keir Dullea) dan Frank (Gary Lockwood), bersama dengan
mereka HAL 9000 (disuarakan Douglas Rain) sebuah komputer canggih yang
disetting memiliki sifat dan naluri seperti manusia. Jupiter and Beyond the Infinite, cerita terakhir tentang Dave yang
sudah tiba di Jupiter.
Film yang dibuka
dengan blank screen selama 3 menitan
lalu berlanjut musik Thus Spoke
Zarathustra yang megah ini bisa dibilang sangat berpotensi membosankan,
beralur sangat lambat. Dalam durasi 142 menitnya, 2001 A Space Odyssey banyak menghadirkan gambar-gambar tanpa dialog
bahkan tanpa musik. Namun dibalik segala kejenuhannya itu, Stanley Kubrick
berhasil menyuguhkan sebuah film dengan prediksi masa depannya yang akurat,
seperti penampakan adanya video chat, iPad, super komputer dan lain-lain. Lalu visual effect yang sangat bagus, seperti
penggambaran alam semesta, interior dan eksterior pesawat luar angkasa, efek
anti gravitasi. Semuanya tampak sempurna, apalagi untuk sebuah film sekelas tahun
60an dengan keterbatasan teknologinya itu. Jadi wajar saja jika film
mendapatkan best visual effect Oscar
pada zamannya.
Tidak cukup
sampai disitu keperkesaan 2001: A Space
Odyssey, disepanjang filmnya yang sering diisi dengan scoring-music orchestra yang megah, menimbulkan kesan yang luar
biasa. Lalu pada screenplay yang
ditulis sendiri oleh Kubrick bersama Arthur C. Clark, cerita dengan teka-teki
dari awal sampai akhir dengan rapi, kompleks namun mengandung banyak filosofi
dan makna. Ditambah lagi endingnya
yang memberikan tanda tanya besar, memberikan penonton menginterpretasikannya
sendiri. Lalu dari departemen akting tidak ada yang spesial, semuanya bermain
aman dan tentu tidak bisa dikatakan buruk. Dan film ini juga memiliki sekuel
yang dirilis tahun 1984 berjudul 2010:
The Year We Make Contact.
Secara
keseluruhan 2001: A Space Odyssey adalah
sebuah film fiksi ilmiah yang sangat-sangat bagus dari seorang sutradara cerdas
Stanley Kubrick. Berhasil menyuguhkan imajinasi terliarnya dengan gambaran luar
angkasa, masa depan serta teknologi futuristiknya yang akurat. Jalan ceritanya
yang lambat minim dialog namun penuh misteri dan makna. Ditambah dengan visual effect dan musiknya yang juga
turut memberikan decak kagum kepada penontonnya. 2001: A Space Odyssey adalah nenek moyangnya para science fiction movie dan jelas film ini
adalah salah satu film terbaik yang pernah dibuat dalam sejarah peradaban
manusia. Truly masterpiece!
9/10
Beneran nggak ya film ini dibikin sebagai "latihan" Kubrick sebelum dia menyutradarai video mendaratnya Amerika di bulan? hehehe
ReplyDeleteEntahlah, hanya Kubrick dan Tuhan yang tahu.
ReplyDeleteGreat reeading your blog post
ReplyDelete