Pages

July 23, 2013

2001: A Space Odyssey (1968)

Stanley Kubrick, sutradara jenius yang terkenal lewat karya-karyanya macam The Shinning dan A Clockwork Orange. Tapi dari sederet mahakaryanya mungkin film yang akan saya review inilah yang paling fenomenal, 2001: A Space Odyssey.

2001: A Space Odyssey diawali dengan The Dawn of the Man bersetting 4 juta tahun sebelum masehi yang mana sekelompok kera yang sedang mencari makan. Dan suatu ketika mereka menemukan sebuah benda seperti batu berwarna hitam bernama Monolith. Yang ternyata setelah itu berpengaruh pada kehidupan mereka. TMA-1, cerita kedua yang bersetting 1999 menceritakan Dr. Heywood R. Floyd (William Sylvester) yang mempunyai misi untuk menyelidiki keberadaan Monolith di bulan. Dan disaat Heywood dan kawan-kawan hendak berfoto didepan benda tersebut, sesuatu yang tidak terduga pun terjadi.

Jupiter Mission, cerita ketiga mengisahkan  5 orang astronot yang menjalani misi ke Jupiter, yang mana tiga diantaranya sedang hibernasi. Dua sisanya yakni Dave (Keir Dullea) dan Frank (Gary Lockwood), bersama dengan mereka HAL 9000 (disuarakan Douglas Rain) sebuah komputer canggih yang disetting memiliki sifat dan naluri seperti manusia. Jupiter and Beyond the Infinite, cerita terakhir tentang Dave yang sudah tiba di Jupiter.

Film yang dibuka dengan blank screen selama 3 menitan lalu berlanjut musik Thus Spoke Zarathustra yang megah ini bisa dibilang sangat berpotensi membosankan, beralur sangat lambat. Dalam durasi 142 menitnya, 2001 A Space Odyssey banyak menghadirkan gambar-gambar tanpa dialog bahkan tanpa musik. Namun dibalik segala kejenuhannya itu, Stanley Kubrick berhasil menyuguhkan sebuah film dengan prediksi masa depannya yang akurat, seperti penampakan adanya video chat, iPad, super komputer dan lain-lain. Lalu visual effect yang sangat bagus, seperti penggambaran alam semesta, interior dan eksterior pesawat luar angkasa, efek anti gravitasi. Semuanya tampak sempurna, apalagi untuk sebuah film sekelas tahun 60an dengan keterbatasan teknologinya itu. Jadi wajar saja jika film mendapatkan best visual effect Oscar pada zamannya.

Tidak cukup sampai disitu keperkesaan 2001: A Space Odyssey, disepanjang filmnya yang sering diisi dengan scoring-music orchestra yang megah, menimbulkan kesan yang luar biasa. Lalu pada screenplay yang ditulis sendiri oleh Kubrick bersama Arthur C. Clark, cerita dengan teka-teki dari awal sampai akhir dengan rapi, kompleks namun mengandung banyak filosofi dan makna. Ditambah lagi endingnya yang memberikan tanda tanya besar, memberikan penonton menginterpretasikannya sendiri. Lalu dari departemen akting tidak ada yang spesial, semuanya bermain aman dan tentu tidak bisa dikatakan buruk. Dan film ini juga memiliki sekuel yang dirilis tahun 1984 berjudul 2010: The Year We Make Contact.

Secara keseluruhan 2001: A Space Odyssey adalah sebuah film fiksi ilmiah yang sangat-sangat bagus dari seorang sutradara cerdas Stanley Kubrick. Berhasil menyuguhkan imajinasi terliarnya dengan gambaran luar angkasa, masa depan serta teknologi futuristiknya yang akurat. Jalan ceritanya yang lambat minim dialog namun penuh misteri dan makna. Ditambah dengan visual effect dan musiknya yang juga turut memberikan decak kagum kepada penontonnya. 2001: A Space Odyssey adalah nenek moyangnya para science fiction movie dan jelas film ini adalah salah satu film terbaik yang pernah dibuat dalam sejarah peradaban manusia. Truly masterpiece!

9/10


3 comments:

  1. Beneran nggak ya film ini dibikin sebagai "latihan" Kubrick sebelum dia menyutradarai video mendaratnya Amerika di bulan? hehehe

    ReplyDelete
  2. Entahlah, hanya Kubrick dan Tuhan yang tahu.

    ReplyDelete