Pages

December 2, 2012

Life of Pi (2012)


Novel karangan pengarang asal Kanada Yann Martel berlabel best seller, Life of Pi. Sejak saat itu mulai timbul anggapan skeptis bahwa mustahil menjadikan novel tersebut ke sebuah film. Sampai tercatat beberapa nama sutradara digadang-gadang menyutradarainya, hingga akhrnya kursi sutradara itu pun diambil Ang Lee, imajinasi terliarnya itupun direalisasikan dalam sebuah film adaptasi novel, Life of Pi.

Life of Pi bercerita tentang seorang bocah India bernama Piscine Molitor Patel (Suraj Sharma). Orangtuanya adalah pemilik kebun binatang, lalu pada suatu hari karena kebutuhan ekonomi mereka pindah ke Kanada sambil membawa binatang-binatang yang mereka punyai untuk dijual disana. Namun tragis, saat perjalanan menuju tempat tujuan kapal yang mereka tumpangi terhantam badai sehingga akhirnya hanya menyisakan Pi serta seekor zebra, hyena, orangutan dan harimau bernama Richard Parker. Dan, perjalanan diatas laut yang berbahaya pun dimulai.

Alur cerita Life of Pi sukup sederhana, malah cenderung mudah ditebak akhirnya. Karena kita pasti tahu apakah Pi akan selamat atau tidak, tidak masalah jika kita sudah mengetahui endingnya, tapi proses bagaimana Pi bertahan hidup itulah yang menarik untuk disimak. Dan justru ceritanya itulah yang menjadi senjata utama di film ini selain visualnya. Alurnya memang cukup lambat dan mungkin akan membosankan bagi beberapa orang, untungnya saya tidak. Ceritanya yang ditunjang dengan aspek lainnya yang juga sama bagusnya. Akting si pemeran utamanya yang bagus meski masih baru dalam dunia perfilman. Spesial efek visual yang megah ditambah dengan sinematografi dan tata suara yang semuanya sukses menambah kenikmatan menontonnya.

Life of Pi sarat dengan visualisasinya yang sangat-sangat memukau, seperti pemandangan alam yang eksotis, hewan-hewannya yang realistis ditambah animasi CGI. Semua itu sukses dibungkus dengan efek 3D yang memanjakan mata. Yakinlah, 3D di film ini benar-benar sangat bagus. Tahu dengan Avatar-nya James Cameron yang katanya efek 3D-nya menakjubkan itu, percayalah itu tidak apa-apanya dengan Life of Pi. Bukan maksud untuk melebih-lebihkan, ya memang efek 3D di Life of Pi benar-benar bagus. Rupanya sutradarai Ang Lee memanfaatkan teknologi tersebut dengan sangat baik, dibuat untuk membuat penonton ikut merasakan apa yang dirasakan si pemeran utamanya, tidak hanya sekedar embel-embel semata mengikuti tren ataupun perkembangan zaman.

Ang Lee benar-benar menampar keras sikap pesimis publik yang pada awalnya mengatakan akan sangat sulit mengadaptasi novel karya Yann Martel ini ke sebuah film. Mungkin segala kelemahan di Life of Pi, anda tidak akan terlalu mementingkannya dan cepat terlupakan karena akan terbayar lunas dengan kualitas tata produksinya yang bagus. Bahkan saat saya pertama kali melihat trailernya saya sudah yakin akan menyukai film ini, hingga setelah menonton film ini semakin membuat saya yakin akan memasukkannya ke salah satu film terbaik saya tahun ini. Ya, sebuah film tentang perjalanan spiritual yang menyentuh membuat kita lebih mengerti lagi apa arti dari sebuah kehidupan dipadu dengan visualisasi yang indah dan dibungkus dengan efek 3D yang spektakuler. Fantastis!

9/10

No comments:

Post a Comment