Thailand, Thailand, Thailand. Ya,
saya memang lagi demen-demennya nonton film negeri gajah putih, entah tidak tau
kenapa. Disaat saya mulai bosan nonton romantic-comedy unyu dan horror bangsat Thai, saya pun mulai
mencari alternative tontonan lain. Akhirnya dapatlah film Headshot, cari
informasinya sana-sini, cari linknya. Saya menontonnya.
Headshot mengisahkan tentang seorang polisi Bangkok bernama
Tul (Nopachai Chaiyanam) yang diberi tugas untuk membunuh seseorang, pada saat
dia hendak menyelasaikan tugasnya itu, kepalanya tertembak yang mengakibatkan
dia koma selama tiga bulan dan penglihatannya menjadi terbalik. Pada suatu hari
dia bertemu dengan seorang wanita, Rin (Chris Horwang). Dia membantu Tul untuk
menjadi orang yang lebih baik, Tul pun pergi ke sebuah bihara dan menjadi
seorang yang agamis. Namun justru setelah itu masalah yang lebih rumit pun
harus dihadapinya. Masalah apakah itu? Akankah dia mendapatkan penglihatannya
kembali normal?
Jika melihat judulnya mungkin
yang ada dibayangan kita adalah sebuah film action yang penuh dengan adegan
jual beli peluru ditembakkan ke kepala sehingga seisi otak keluar behamburan. Jadi
wajar jika ekspektasi cukup tinggi dikarenakan saya sudah terlalu rajin
menonton film rom-com Thailand, rupanya saya butuh genre baru di film Thai. Ditambah
lagi kabar bahwa film Headshot adalah
perwakilan Thailand di The Best Foreign Language
di ajang The 85th Annual Academy Awards. Sampailah akhirnya saya menonton ini.
Tap percayalah, film ini tidaklah seperti itu. Jika anda berpikiran seperti itu,
maka cepat hentikan sebelum anda benar-benar tertipu setelah apa yang
dihadirkan. Bahkan IMDb saja mengasih label untuk film ini crime, drama dan
thriller, bukan action. Akhirnya dengan ekspektasi tinggi setengah pesimistis
saya pun menontonnya.
Jalan cerita yang ditawarkan Headshot sebenarnya menarik namun cukup
lambat dan sangat berpotensi membosankan untuk beberapa orang. Untungnya saya
masih sabar untuk mengikuti petualangan Tul. Bahkan sutradara film ini Pen-Ek
Ratanaruang kurang menyentil perasaan penonton untuk ikut merasakan si
pemeran utamanya yang disini terlihat seperti tidak ada masalah dengan
penglihatannya itu sehingga penonton seperti tidak ada kesan dan tidak terlalu
mementingkan dengan hal itu dan beberapa bagian juga penonton seakan lupa
dengan masalah penglihatannya. Yah, syukurnya segala negatif diatas masih
tertolong dengan beberapa adegan tembak-tembakan yang masih seru untuk diikuti.
Serta akting para castnya, Nopachai Chaiyanam sebagai Tul bermain sangat bagus,
menjiwai dan total. Lalu ada Cris Horwang yang kita kenal lewat rom-com Bangkok Traffic Love Story seperti biasa
juga bermain bagus.
Yah setidaknya Headshot masih punya bagian-bagian seru
yang sanggup membuat detak jantung berlari cepat, adrenalin cukup terpacu. Walaupun
tidak sesuai dengan apa yang saya bayangkan sebelumnya. Thailand juga memang
terkenal suka mengungkit sisi agama dalam film-filmnya, jadi wajar saja. Dan
satu lagi, Headshot sedikit ada
adegan erotisnya yang…. Secara keseluruhan Headshot
adalah sebuah crime-noir-drama dari negeri gajah putih yang masih sangat layak untuk
ditonton.
6.5/10
6.5/10
No comments:
Post a Comment