Tahun 2012 sudah berakhir begitu
banyak berita menyenangkan tahun ini; Jokowi menang, Gangnam Style membahana,
fenomena ciyus miapah, dan tentunya kiamat diundur. Di dunia perfilman pun tidak
kalah menyenangkannya, film horror yang menjual nafsu sudah mulai berkurang dan
tahun ini juga dijejali film-film yang berkualitas. Sebelum saya menulis feature
Best Movies of 2012, ada baiknya saya menulis daftar film yang paling
saya tunggu tahun 2013 nanti. Berikut Most Anticipated Movies of 2013! (diurutkan
secara alfabetis)
December 31, 2012
December 28, 2012
Dredd 3D (2012)
Dredd sebuah film reboot dari versi lamanya tahun 1995 yang
berjudul Judge Dredd dibintangi
Sylvester Stallone. Dan sampai saya menulis review ini, saya belum pernah
menonton versi tahun 1995-nya itu. Tapi menurut fakta yang beredar, versi
pertamanya itu dicap gagal, baik dari segi pendapatan maupun dari segi
kualitas tata produksinya. Dan sekarang tahun 2012 Dredd dibuat dengan embel-embel 3D.
Dredd yang bersetting di kota fiktif masa depan Mega-City One
menceritakan tentang sebuah pekerjaan yang diberi nama Judge. Salah satu
anggotanya adalah Dredd (Karl Urban). Sampai suatu hari Dredd mendapat tugas
untuk membeir nilai kepada seorang rookie
bernama Cassandra Anderson (Olivia Thirlby). Ketika mereka sedang menyelidiki sebuah kasus
kematian, mereka justru bertemu dengan masalah yang jauh lebih besar yaitu
menghadapi produsen obat terlarang Madeline Madrigal a.k.a. Ma-Ma (Lena
Headey). Tapi sebelum menghadapi bosnya, Dredd dan Anderson harus menghadapi
anak buahnya terlebih dahulu sebelum mereka bertemu dengan bosnya dilantai 200.
Jika melihat plot ceritanya
mungkin anda berpikir film ini menjiplak The Raid: Redemption. Tidak! Proses produksi Dredd malah jauh lebih dahulu dibanding The Raid memulai syuting. Lagipula Dredd adalah film yang diangkat dari komik dengan judul yang sama.
Tapi entah kebetulan atau tidak, selain fakta bahwa ceritanya yang hampir
mirip. Jika kita melihat dengan seksama kedua judul tersebut, Dredd dan The Raid, pelafalan katanya juga hampir mirip. Selain itu di
beberapa adengan Dredd juga ada yang mirip
sedikit mengingatkan saya dengan The Raid.
ParaNorman (2012)
Laika, sebuah rumah produksi yang
pada tahun 2009 lalu merilis film pertama mereka berjudul Coraline yang disutradarai Henry Sellick, sebuah horror animasi
yang berhasil masuk menjadi salah satu nominasi The Best Animated Feature diajang The 81st Annual Academy Awards. Dan
kini tahun 2012 mereka kembali merilis film keduanya yang masih tetap dijalur
sama yaitu animasi horror, ParaNorman.
ParaNorman mengisahkan tentang Norman seorang anak kecil yang bisa
melihat dan berkomunikasi dengan hantu. Selain itu dia juga mempunyai beberapa
perilaku aneh yang berkaitan dengan hantu seperti gemar menonton film horror,
suka memajang poster menyeramkan dan barang-barang lainnya mengenai hantu.
Sikapnya itupun lantas membuat orang disekitarnya mulai dari teman-temannya
bahkan sampai keluarganya mencap dia sebagai anak yang aneh. Sampai pada suatu
hari Norman diberi tugas oleh pamannya untuk menghentikan kutukan penyihir yang
telah melegenda di kotanya.
Film yang disutradarai duet Sam
Fell dan Chris Butler ini dibalut dengan visualsasi yang sangat cantik dan
jalan ceritanya yang menarik, bagaimana duo sutradara ini yang berhasil membuat
ceritanya begitu nyaman untuk diikuti setiap detiknya apalagi ditambah dengan
komedi-komedinya yang beberapa dapat memancing gelak tawa saya dan mengangkat
isu tentang bully. Karakter-karakter
di film ini juga sangat memorable bagi saya dengan segala kekhasan karakternya
masing-masing, Selain itu ParaNorman juga memiliki pesan moralnya yang mengena, seorang from nothing to something yang pada awalnya di pandang sebelah mata
namun pada akhirnya menjadi seperti pahlawan.
December 24, 2012
Seven Something (2012)
GTH sebuah rumah produksi Thailand yang
pada awalnya memproduksi film horror sukses macam dwilogi horror antologi 4bia dan Phobia 2. Lalu semakin kesini, GTH mulai didominasi genre
romantic-comedy sebut saja beberapa judul seperti Hello Stranger, SuckSeed,
dan ATM (Er Rak Error). Dan tahun 2012
ini mereka kembali menelurkan film bergenre sama dengan judul Seven Something.
Seven Something dibuat dalam rangka memperingati ulang tahun ke
tujuh GTH. Seven Something menggunakan
format film omnibus, yang terdiri dari tiga cerita cinta lintas usia yang
berbeda dan juga digawangi tiga sutradara yang berbeda yaitu 14, 21/28 dan
42.195.
14, segmen pertama yang disutradarai Paween Parijtipanya ini
bercerita tentang hubungan asmara sepasang remaja 14 tahun antara Puan (Jirayu
La-ongmanee) dan Milk (Sutatta Udomsilp). Puan adalah seorang yang selalu ingin
eksis di dunia maya sedangkan kekasihnya Milk justru sebaliknya. Puan yang
selalu membawa kamera lalu merekam setiap momen asmara mereka, entah itu video
ataupun foto dan dia selalu meng-upload-nya di internet.
Akhirnya sampai pada suatu waktu, Puan dipertemukan pada sebuah masalah ketika
Puan meng-upload video Milk bernyanyi
di Youtube secara public. Tentu saja
Milk marah, karena dia hanya ingin segala yang di share itu secara private saja. Hubungan mereka pun
menjadi rumit. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka, berjalan dengan
manis atau malah sebaliknya?
December 23, 2012
Sinister (2012)
Tahun 2012 ini tidak terlalu banyak saya menonton film horror. Dari beberapa film horror yang saya tonton tahun ini, cuma dua film yang paling berkesan yaitu The Cabin in The Woods dan V/H/S. Dan sekarang di penghujung tahun 2012 ini, saya kembali menonton film horror yang berjudul Sinister. So, apakah film ini mampu membuat saya terkesan.
Sinister mengisahkan tentang Ellison Oswart (Ethan Hawke) seorang penulis yang baru saja membeli rumah dan pindah bersama keluarganya. Di loteng rumah barunya tersebut, Ellison menemukan beberapa rekaman film yang berisi rekaman-rekaman pembunuhan yang sebelumnya pernah terjadi di rumah itu. Ellison pun mencari tahu kejadian-kejadian tersebut, tapi disaat dia melakukan penyelidikan itu, kejadian aneh pun menimpa dirinya dan anak-anaknya.
Sinister mengisahkan tentang Ellison Oswart (Ethan Hawke) seorang penulis yang baru saja membeli rumah dan pindah bersama keluarganya. Di loteng rumah barunya tersebut, Ellison menemukan beberapa rekaman film yang berisi rekaman-rekaman pembunuhan yang sebelumnya pernah terjadi di rumah itu. Ellison pun mencari tahu kejadian-kejadian tersebut, tapi disaat dia melakukan penyelidikan itu, kejadian aneh pun menimpa dirinya dan anak-anaknya.
Hal yang paling membuat saya
ingin menonton film ini adalah karena begitu banyaknya pencinta horror yang
membicarakan film ini dan beberapa ada yang merespon positif, akhirnya dengan
ekspektasi yang tinggi saya pun menontonnya. Teror rumah angker? Mungkin tema
ini sudah sering anda temukan ratusan kali di film horror manapun, klise memang. Tapi
siapa yang tidak mau merasakan ketegangannya meski sudah ditontoh ribuan kali
di film horror lainnya.
Menurut saya salah satu kriteria
film horror yang disebut bagus adalah yang bisa memberikan efek seram setelah
menontonnya. Contohnya membuat kita tidak bisa tidur semalaman atau takut untuk
kencing pergi ke toilet sendirian malam-malam. Lalu, apa yang saya rasakan
setelah menonton Sinister? Jawabannya adalah biasa saja. Entah sekali lagi
harus saya bilang apakah selera horror saya yang rendah atau entah apapun itu.
Saya menulis review ini ya memang begitu adanya seperti apa yang saya rasakan.
December 19, 2012
I AM. (2012)
Entah angin apa yang membuat saya
ingin menonton dan mereview film ini, yang pasti saya tau film ini dari teman
saya lalu secara tidak langsung saya dipaksa untuk menonton film ini. Dan perlu
saya beritahu, saya menonton film ini bukan sebagai seorang K-Poper, melainkan
saya berdiri disini tetap sebagai seorang penikmat film.
I AM. yang berjudul panjang I
AM. – SM Town Live World Tour in Madison Square Garden adalah sebuah film
dokumenter tentang konser artis-artis naungan SM Entertainment di Madison Square
Garden, New York serta rekaman-rekaman masa training, lalu debut, hingga mereka
sukses sekarang. Mereka adalah Kangta, BoA, TVXQ, Super Junior, Girls’
Generation/SNSD, SHINee, f(x). Indonesia menjadi negara pertama yang merilis film ini yaitu pada tanggal 18-20 Mei 2012 lalu dan harga tiketnya adalah 150 ribu di Blitz Megaplex.
I AM. Dibalut dengan editing yang menarik. Di beberapa bagian yang
diberi efek slowmotion. Menggabungkan
beberapa rekaman video, cuplikan konser mereka yang diselingi wawancara lalu
rekaman masa-masa training mereka sampai debut, hingga behind the scene konser tersebut. Video lama-lama mereka tersebut
selalu di beri tanda D-? atau dalam istilah Indonesia H-?, maksudnya adalah
video tersebut diambil beberapa hari sebelum mereka debut. Dan beberapa video
lama tersebut juga ada yang terasa sangat personal. Momen yang paling menyentuh
adalah ketika mereka debut. Karena hampir semua artis SM Entertainment
bertahun-tahun berada di masa training. Melihat bagaimana personel SNSD
menangis tentu sebuah momen yang unyu
sekaligus mengharukan. Jujur, satu-satunya artis yang benar-benar ingin saya
lihat di film ini hanyalah SNSD. Sisanya? Dan saya beruntung, karena SNSD lebih
banyak terlihat disini. Ya, meskipun saya pikir sutradara Choi Jin-sung akan
membagi porsi semua artisnya sama rata.
December 16, 2012
FISFiC 6 Vol. 1 (2011)
FISFiC (Fantastic Indonesian
Short Film Festival) adalah sebuah kompetisi film pendek yang berkutat pada genre fantastic
(horror, thriller, sci-fi, fantasy). Kompetisi ini diprakarsai oleh sineas
berbakat Indonesia; Sheila Timothy, Joko Anwar, Gareth H. Evans, The Mo
Brothers – Timo Tjahyanto & Kimo Stamboel, Rusly Edi dan Ekky Imanjaya.
Tujuan dari proyek ini tentu untuk memajukan dunia perfilman Indonesia terutama
untuk genre fantastic.
Dari sekitar 400 peserta,
terpilih 25 kelompok untuk mengikuti workshop selama 2 hari. Lalu akhirnya terpilihlah
6 kelompok finalis, yang mana film pendek mereka akan di produseri LifeLike
Pictures dan akan diputar di INAFFF 2011 (Indonesia International Fantastic Film
Festival) serta dirilis dalam bentuk DVD oleh Jive Collection. Keenam film
pendek itu adalah Mealtime, Rengasdengklok, Reckoning, Rumah Babi, Effect dan Taksi.
Mealtime mengisahkan tentang beberapa sipir dan narapidana di
sebuah rumah tahanan terpencil yang berusaha mempertahankan hidup mereka, setelah
diserang dan dibunuh satu persatu oleh makhluk misterius pemakan isi kepala
manusia. Film pendek yang disutradarai Ian Salim ini seperti terkesan
terburu-buru. Itu mungkin dikarenakan durasi yang singkat, kurangnya waktu
untuk memaparkan mengapa itu terjadi? Akting yang cukup meyakinkan juga diperlihatkan setiap karakternya, terlebih lagi Abimana Arya, membawa penonton
turut ikut serta merasakan misterinya plus ditemani scoring yang bagus. Sebagai
film pembuka, saya rasa Mealtime
lumayanlah sebagai pemanasan untuk film selanjutnya. Dan satu lagi, ketika anda
teliti menyadari nama ketiga karakter utamanya, mungkin anda akan tertawa.
December 12, 2012
Mamá (2008)
Mamá bercerita tentang Victoria
(Berta Ros) yang dibangunkan Lili (Victoria Harris) adiknya yang memberitahu
dia bersikeras untuk meninggalkan rumah karena seseorang yang tidak diinginkan
telah datang kembali, ya, itu mungkin adalah ibu mereka sendiri.
Film pendek ini memang bergenre horror. Tapi entah kenapa dalam durasi 2
menit 55 detik film ini saya tidak terlalu merasakan rasa ketakutannya. Beberapa
detik saya memang sempat merasakan tegangnya, jantung saya berdetak cepat, tapi
bukan karena sosok hantunya melainkan scoring
music-nya. Tapi harus saya akui tampilan hantu di Mamá memang patut diacungi jempol, tata riasan dari hantunya memang
tampak menyeramkan serta settingan rumahnya yang gelap. Tapi itu tidak cukup
untuk membuat adrenalin saya begitu terpacu. Satu-satunya momen terseram di Mamá ketika si hantunya mengejar dua
kakak-beradik tersebut. Ya mungkin film pendek yang rilis dua tahun silam ini akan terlihat sangat
menyeramkan jika yang menontonnya adalah seorang anak kecil kemarin sore yang baru
akil balig. Membuatnya tidak bisa tidur sendirian, paranoid setengah mati.
Dua artis junior di film ini bermain apik, mulai dari akting, ekspresi, mimik
sampai dialog demi dialog yang mereka sampaikan di film ini semuanya tampak
meyakinkan. Dan untuk anda yang tidak mengerti bahasa Spanyol, tenang saja, film
ini langsung ada subtitle bahasa Inggris di videonya. Kabarnya film yang
disutradarai Andres Muschietti ini akan ada film versi panjangnya tahun depan rilis
tanggal 18 Januari 2013 dengan judulnya yang sama, sutradara yang sama dan kabarnya
juga sutradara film Pan’s Labyrinth, Guillermo
Del Toro turut ikut serta dalam pembuatan film ini. Saya sangat menunggu
kedatangan film ini tahun depan. Okey, terlepas dari mungkin selera horror saya
yang rendah atau apapun itu, saya tetap merekomendasikan film pendek ini bagi
anda para gila horror yang ingin merasakan sensasi tegang dalam dosis kecil.
December 9, 2012
Diary of a Wimpy Kid: Dog Days (2012)
Setelah film Diary of a Wimpy Kid yang hadir dengan segala kejenakaan, kelucuan
dan keserderhanaannya cukup sukses dua tahun yang lalu. Setahun berselang tahun
2011 menelurkan sequel keduanya Diary of
Wimpy Kid: Rodrick Rules. Dan tahun ini mereka kembali mengeluarkan installment
ketiganya yang berjudul Diary of a Wimpy
Kid: Dog Days.
Diary
of a Wimpy Kid: Dog Days bercerita tentang Greg (Zachary Gordon) yang
berencana untuk menghabiskan masa liburan musim panasnya dengan bermain video
game seharian. Tapi rencananya itu tidak berjalan sesuai rencana. Ayahnya,
Frank (Steve Zahn) malah memasukkan dia ke Wilderness Explorers (semacam Pramuka gitu). Agar terhindar dari kegiatan tersebut Greg pun
harus berbohong dengan ayahnya untuk ikut dengan Rowley (Robert Capron) ke
Country Club. Dan disitulah liburan terbaik sepanjang masa Greg terjadi.
Film yang diadaptasi dari novel ketiga
dan keempat dari Diary of a Wimpy Kid,
The Last Straw dan Dog Days ini sebenarnya tidak ada yang
baru dari segi ceritanya. Kisah sehari-hari bocah ingusan. Karakter-karakter
yang masih sama, bedanya cuma sedikit tambahan beberapa karakter baru. Unsur komedi
memang menjadi menu utama di film ini. Namun menjelang akhir semuanya berubah agak
sedikit menyentuh namun juga tetap konyol. Apalagi saya dikejutkan dengan
Rodrick (Devon Bostick) dengan bandnya Loded Diper menyanyikan lagu Baby-nya Justin Bieber
secara rock, dan jujur itu cukup menghibur dan kocak. Lalu kita berbicara
tentang departemen aktingnya. Zachary Gordon sebagai Greg seperti biasa tampil
tidak natural dan over. Hal yang sama juga dilakukan artis-artis cilik lainnya.
December 3, 2012
Premium Rush (2012)
Hal yang membuat saya tertarik
menonton film ini selain bahwa ceritanya yang unik adalah adanya Joseph
Gordon-Levitt sebagai aktor utama di film ini, sudah terlalu sering saya
melihat aktingnya sehingga sudah tidak diragukan lagi kualitasnya sebagai aktor papan
atas yang tahun ini juga sedang naik daun, mulai dari 500 Days of Summer, Inception,
50/50, The Dark Knight Rises, hingga Lopper
yang tanggal rilis tidak lama dengan Premium
Rush.
Premium Rush bercerita tentang Wilee (Joseph Gordon-Levitt) seorang
kurir sepeda yang suatu ketika menerima tugas untuk mengantarkan sebuah paket
dari Nima (Jamie Chung) ke seorang bernama Sister Chen yang berada di China
Town. Masalah mulai hadir ketika seorang polisi bernama Bobby Monday (Michael
Shannon) datang dan meminta Wilee untuk menyerahkan paket yang dia bawa
tersebut. Dalam usaha pengiriman paket tersebut dia dibantu Vanessa (Dania
Ramirez) agar paket tersebut tidak direbut. Lantas apakah Wilee mampu
menyelasaikan tugas tersebut atau sebaliknya?
Alur cerita dari Premium Rush sebenarnya sederhana saja
mudah dipahami, tidak perlu sebuah pemikiran yang dalam untuk memahami setiap
kedetilannya. Premium Rush tidak
hanya berkisah tentang masalah paket itu saja, Premium Rush juga memiliki beberapa subplot, contohnya seperti cerita
tentang cinta segitiga antara Wilee, Vanessa dan Manny (Wolé
Parks). Namun, sebenarnya tanpa subplot itupun tidak masalah, toh tidak akan
mengganggu alur cerita dan tidak terlalu berkesan juga. Justru subplot itu
hanya membuat durasinya semakin panjang saja dan lalu ending film ini juga berakhir
antiklimaks jauh dari ekspektasi saya sebelumnya. Terlepas dari kekurangan itu,
satu hal yang suka dari Premium Rush adalah gaya penceritaanya yang ber-flashback, melompat-lompat dari satu
waktu ke waktu yang lain secara dinamis. Selain itu ada satu hal yang sukai
dari Premium Rush yaitu suguhan
visualnya seperti penampilan rute jalan yang dikemas dengan kreatif, lalu
pemunculan isi pikiran Wilee memprediksikan jalannya melewati kehiruk-pikukann
kota New York agar terhindar tabrakan kendaraan lain yang juga dikemas tidak
kalah menariknya.
December 2, 2012
Life of Pi (2012)
Novel karangan pengarang asal
Kanada Yann Martel berlabel best seller, Life
of Pi. Sejak saat itu mulai timbul anggapan skeptis bahwa mustahil
menjadikan novel tersebut ke sebuah film. Sampai tercatat beberapa nama
sutradara digadang-gadang menyutradarainya, hingga akhrnya kursi sutradara itu
pun diambil Ang Lee, imajinasi terliarnya itupun direalisasikan dalam sebuah
film adaptasi novel, Life of Pi.
Life of Pi bercerita tentang seorang bocah India bernama Piscine
Molitor Patel (Suraj Sharma). Orangtuanya adalah pemilik kebun binatang, lalu
pada suatu hari karena kebutuhan ekonomi mereka pindah ke Kanada sambil membawa
binatang-binatang yang mereka punyai untuk dijual disana. Namun tragis, saat
perjalanan menuju tempat tujuan kapal yang mereka tumpangi terhantam badai
sehingga akhirnya hanya menyisakan Pi serta seekor zebra, hyena, orangutan dan
harimau bernama Richard Parker. Dan, perjalanan diatas laut yang berbahaya pun
dimulai.
Alur cerita Life of Pi sukup sederhana, malah cenderung mudah ditebak akhirnya.
Karena kita pasti tahu apakah Pi akan selamat atau tidak, tidak masalah jika
kita sudah mengetahui endingnya, tapi proses bagaimana Pi bertahan hidup itulah
yang menarik untuk disimak. Dan justru ceritanya itulah yang menjadi senjata
utama di film ini selain visualnya. Alurnya memang cukup lambat dan mungkin
akan membosankan bagi beberapa orang, untungnya saya tidak. Ceritanya yang
ditunjang dengan aspek lainnya yang juga sama bagusnya. Akting si pemeran
utamanya yang bagus meski masih baru dalam dunia perfilman. Spesial efek visual
yang megah ditambah dengan sinematografi dan tata suara yang semuanya sukses
menambah kenikmatan menontonnya.
December 1, 2012
Wreck-It Ralph (2012)
Apa jadinya jika anda seorang
yang gemar main video game dan juga gemar menonton film? Dan suatu saat
dipertemukan dengan sebuah film yang menceritakan seputar game. Saya yakin itu
sangat menyenangkan bagai mimpi basah. Mungkin itu yang anda rasakan saat menonton
film yang akan saya review kali ini, Wreck-It
Ralph.
Mengisahkan tentang Wreck-It
Ralph (John C. Reilly) seorang karakter antagonis di sebuah video game.
Sedangkan karakter protaginisnya adalah Fix-It Felix (Jack McBrayer). Yang mana
di game tersebut tugas Ralph adalah menghancurkan bangunan, lalu Felix bertugas
untuk menyusunnya. Dan setiap Felix menang dari Ralph, dia selalu mendapat
medali. Ralph pun jenuh, dia diam-diam menyelinap ke video game lain agar
mendapat pengakuan. Tentu dengan tidak adanya Ralph di game terdahulu dengan
adanya Ralph di game barunya itu membuat struktur menjadi kacau. Lantas, bagaimana
kisah selanjutnya dari Ralph?
Wreck-It Ralph dibuka dengan film pendek berjudul Paperman sutradara John Kahrs berdurasi
7 menit dengan balutan hitam putih, bercerita tentang pria pekerja kantoran
yang melempar pesawat kertas ke wanita yang dia inginkan, dia berusaha agar
pesawat itu samapi ke wanita. Oke kembali ke Wreck-It Ralph. Alur cerita sederhana yang belum pernah saya temui
di film manapun, sedikit mengingatkan saya dengan Toy Story. Jika Toy Story
mengisahkan mainan-mainan yang mempunyai kehidupan sendiri, kalau Wreck-It Ralph para karakter-karakter
game. Jempol untuk Paul Johnston dan Jennifer Lee sang penulis naskahnya. Walt
Disney yang sekali lagi mengangkat tema persahabatan dengan dialog-dialog
cerdas yang pada akhirnya mampu menyentuh hati membuat penonton meronta-ronta
melihatnya, menyampaikan pesan moral tanpa harus terlalu menggurui. Diisi
jajaran pengisi suara handal macam John C. Reilly, Sarah Silverman, Jack McBrayer,
dan Jane Lynch. Dengan suara-suara mereka yang berhasil manghidupkan setiap
karakter yang mereka perankan.
November 29, 2012
The Thieves (2012)
Hal pertama yang membuat saya ingin
menonton film ini adalah ketika saya mengetahui bahwa The Thieves is the second highest grossing movie in
Korean film history dengan admissions
12,982,148 dibawah peringkat pertama The
Host. Saya pun langsung mencari film ini lalu menontonnya dan saya puas.
The
Thieves a.k.a. Dodukdeul
bercerita tentang geng pencuri professional dari Korea yang dipimpin Popeye (Lee
Jung-jae) terdiri dari Chewing Gum (Kim Hae-sook), Anycall (Jeon Ji-hyun), Jampano
(Kim Soo-hyun) dan Pepsi (Kim Hye-soo) lalu mereka bergabung dengan geng
pencuri dari Hong Kong, Chen (Simon Yam), Julie (Angelica Lee) dan Johnny (Derek
Tsang) mereka semua nantinya akan dikomandani oleh Macau Park (Kim Yoon-seok)
untuk melakukan sebuah aksi pencurian berlian bernilai 30 juta dolar.
Dibuka dengan opening yang belum-belum
apa-apa sudah langsung membuat saya senang terkesima melihat bagaimana
cerdasnya aksi pencurian barang di awal film. Lalu berlanjut dengan tahap
pembentukan kelompok dan perencanaan. Setelah itu sebuah pencurian professional
pun dimulai. The Thieves tidak hanya
berbicara tentang pencurian semata, tapi The
Thieves juga punya pengembangan plotnya. Mulai dari romansa yang terjalin
antar para karakternya serta intrik-intrik lainnya sampai aksi penghianatan
yang benar-benar membuat ceritanya semakin menarik. Tapi justru pengembangan
plot itu membuat cerita menjadi sedikit berbelit-belit sehingga berimbas kepada
penyelasaian ending-nya yang memakan durasi panjang sampai dua jam lebih.
Untungnya segala kekurangan tersebut sirna seketika melihat aksi baku tembaknya
yang menghibur plus selipan bumbu komedi yang dimanfaatkan dengan baik.
Ditambah lagi hal-hal teknis seperti sinematografi dan scoring music-nya yang
semuanya disuguhkan dengan sangat apik.
November 25, 2012
Moonrise Kingdom (2012)
Sebenarnya sebelum saya menonton Moonrise Kingdom, saya hanya berpandang
sebelah mata terhadap film ini. Jika melihat judul dan posternya entah kenapa saya pikir film
ini penuh aroma membosankan. Tapi setelah membaca review-nya sana-sini,
ternyata kebanyakan responnya adalah positif dan digadang-gadang sebagai salah
satu calon film terbaik tahun ini. Akhirnya dengan ekspektasi yang tinggi, saya
pun menontonnya, dan harus diakui saya puas.
Moonrise Kingdom ber-setting tahun 60an disebuah pulau bernama New Penzance. Berkisah tentang sebuah perkemahan mirip Pramuka yang menghabiskan musim panas dengan berkemah bernama Khaki Scout. Suatu hari seisi pulau digegerkan dengan hilangnya salah satu anggota mereka Sam Shakusky (Jared Gilman) seorang bocah 12 tahun. Ternyata Sam sudah merencanakan usaha pelarian dirinya itu bersama Suzy Bishop (Kara Hayward) seorang gadis yang ia temui beberapa waktu lalu. Keluarga dan orang-orang setempat pun kepanikan mencari mereka. Jadi apakah Sam dan Suzy ditemukan kembali atau malah sebaliknya?
Moonrise Kingdom ber-setting tahun 60an disebuah pulau bernama New Penzance. Berkisah tentang sebuah perkemahan mirip Pramuka yang menghabiskan musim panas dengan berkemah bernama Khaki Scout. Suatu hari seisi pulau digegerkan dengan hilangnya salah satu anggota mereka Sam Shakusky (Jared Gilman) seorang bocah 12 tahun. Ternyata Sam sudah merencanakan usaha pelarian dirinya itu bersama Suzy Bishop (Kara Hayward) seorang gadis yang ia temui beberapa waktu lalu. Keluarga dan orang-orang setempat pun kepanikan mencari mereka. Jadi apakah Sam dan Suzy ditemukan kembali atau malah sebaliknya?
Dibuka dengan
pengenalan keluarga Suzy yang dibalut dengan sinematografi yang aduhai nan
artistik, berlanjut narasi dari Bob Balaban yang
dengan santainya menjelaskan geografis New Penzance. Diisi dengan jajaran cast
top macam Bruce Willis, Edward Norton, Bill Murray, Tilda Swinton, Frances
McDormand, dan Harvey Keitel. Tapi sebenarnya bukan mereka yang menjadi pusat
perhatian disini, justru debut dua artis cilik Jared Gilman dan Kara
Hayward-lah menjadi titik perhatian di film ini. Saya sendiri sebenarnya belum
pernah sama sekali menonton filmnya Wes Anderson, dan jika melihat bagaimana
suguhan di Moonrise Kingdom, sudah
cukup menggambarkan kecerdasan Wes dalam menyutradarai dan meracik film.
November 15, 2012
Grave Torture (2012)
Anda tahu dengan film Janji Joni, Kala, Pintu Terakhir, dan
Modus Anomali. Dan anda tahu siapa dalang
dibalik semua itu, ya, si sutradara berbakat Joko Anwar. Sekarang dia kembali
membuat ulah dengan film barunya, lebih tepatnya sebuah film pendek horror. Film pendek itu
berjudul Grave Torture.
Grave Torture a.k.a. Siksa
Kubur berkisah tentang seorang anak kecil yang masuk ke peti mati ayahnya
karena rindu. Lalu secara tidak sengaja dia terkubur hidup-hidup bersama dengan
jasad ayahnya. Ayahnya adalah seorang pembunuh berantai semasa hidupnya.
Didalam peti mati itu dia melihat ayahnya disiksa atas kejahatan yang
dilakukannya selama ini.
Grave Torture sendiri
sebenarnya adalah salah satu dari proyek anthology horror Silent Terror yang
dibuat untuk menyambut Halloween. Akan ada 4 sutradara
berbakat dari Asia yang akan membuat 4 film pendek untuk proyek Silent Terror
ini. Mereka adalah Woo Ming-Jin (Malaysia) The Double, Noburu Iguchi (Jepang) Bad Butt, Erik Matti (Filipina) Vesuvius,
dan Joko Anwar (Indonesia) Grave Torture. Dan saya sudah menonton keempat film pendek itu, harus saya akui Grave Torture memang lebih menyeramkan dibanding tiga film lainnya. Silent Terror
yang diproduseri Justin Lin ini nantinya akan dirilis di channel Youtube YOMYOMF
pada bulan Oktober setiap minggu pada hari Jumat tahun ini.
November 14, 2012
Ted (2012)
Ted, jika melihat poster dan judulnya mungkin akan terlihat seperti
sebuah film bocah biasa atau film keluarga hangat. Jika anda berpikiran seperti
itu, cepat hilangkan pikiran tersebut sebelum anda benar-benar tertipu dan terkejut setelah
apa yang dihadirkan di Ted.
Ted berkisah mengenai seorang bocah kesepian bernama John Bennett (Bretton Manley) yang dikucilkan dari temannya. Pada saat Hari Natal Bennett diberikan orang tuanya hadiah sebuah boneka beruang lalu dia berharap agar boneka beruang itu bisa memiliki kemampuan berkomunikasi dan hidup layaknya manusia biasa agar dirinya memiliki seorang teman. Harapannya pun terkabul lalu boneka itu ia beri nama Ted. Mereka berdua pun menjadi sahabat. Dua puluh tujuh tahun kemudian John Bennett (Mark Wahlberg) sudah berusia 35 tahun dan sudah mempunyai seorang pacar yang cantik yaitu Lori (Milla Kunis). Singkat cerita, karena suatu hal John dipertemukan pada sebuah masalah yang mana dia harus memilih Ted atau kekasihnya Lori.
Ted sendiri sebenarnya tidak menawarkan kisah baru, klise,
tetapi siapa sih yang tidak suka melihat sebuah film komedi selama digarap
dengan baik dan tidak biasa. Ini berkisah tentang dua orang sahabat lalu
dipertemukan pada sebuah pilihan, lebih memilih sahabat atau kekasihnya. Ted dibuka dengan narasi yang disuarakan
Patrick Stewart, lalu berlanjut dengan
kisah persahatan pahit-manisnya
Ted dan John. Chemistry yang baik terjalin antara si boneka beruang dan
si manusianya. Selain itu akting Mark Wahlberg dan
Milla Kunis juga cukup baik disini. Selama 106 menit kita akan dihibur
dengan humor-humor satir, kasar, vulgar, cerdas dan berkelas yang mampu memancing
tawa kita. Ditambah lagi comeo-comeo yang kedatangannya kadang tidak kita duga.
November 13, 2012
Snip (2008)
Sebelumnya
saya ingin mengucapkan terima kasih buat bro Rangga Adithia dari
raditherapy.com yang telah membuat feature HorrorTherapy: 10 Film Pendek Terhoror dan Terngehe! Kenapa? Karena jika tidak, mungkin saya tidak akan mengetahuinya.
Dan dari kesepuluh film pendek itu ada satu yang menarik perhatian saya untuk membuat reviewnya. Film
pendek itu adalah Snip.
Snip menceritakan seorang
pria yang sedang menyaksikan tayangan televisi, tapi dia bosan melihat tayangan
yang hanya itu-itu saja. Akhirnya dia pun memutuskan untuk merekam dan menonton
dirinya sendiri melakukan sebuah adegan yang tidak wajar. Saya tidak akan
beritahu adegan apa itu. Yang pasti adegan itu akan membuat bulu kuduk anda berdiri, ngilu setengah mati, mengerutkan kening kita dan berkata “Ni orang ga ada kerjaan ya, gila, fuck!!” atau bahkan bisa membuat anda muntah. Jadi untuk kamu yang tidak biasa menonton
gore movie sebaiknya jangan menyaksikan film pendek ini. Dan
perhatian untuk para orang tua, bisa jadi Snip
adalah sebuah teguran keras untuk para orang tua supaya lebih mengawasi
tayangan televisi putra-putrinya.
“Snip” adalah film pendek tersakit
yang pernah saya tonton, film yang bikin seri-seri “SAW” ataupun “Hostel” jadi
akan terlihat seperti film kartun Nickelodeon
– Rangga Adithia. Ya, saya setuju dengan komentar itu.
Bagaimana tidak?
Adegan kekerasan di film
pendek ini di-shoot dengan kedetilan yang semuanya tampak realistis, seperti tampilan darah dan
dagingnya. Film
yang disutradarai Julien Zenier dari Spanyol ini dalam durasi 11
menit 23
detiknya berjalan tanpa dialog ditambah dengan akting yang juga lumayan meyakinkan
oleh si pemeran
utamanya, Zoe Berriatúa. Ya sekali lagi harus saya pertegas, Snip adalah film pendek
terbangsat yang pernah saya tonton. Snip
adalah sebuah pengalaman berbeda menikmati sebuah gore movie. Fuck!
November 9, 2012
Sunny (2011)
Masih
lekat diingatan saya bagaimana debut sutradara Kang Hyeong-cheol, sukses menyihir
saya dan jutaan penonton lainnya lewat film romantic comedy keluarga
berjudul Speedy Scandal 2008 silam. Dalam debut pertamanya itu dia berhasil membawa Speedy
Scandal bertengger di posisi 9 dalam top 15
highest grossing Korean films. Lalu 3 tahun kemudian, tahun 2011 dia menyutradarai film keduanya berjudul Sunny film tentang persahabatan remaja manis,
dan dia juga berhasil membawa Sunny
masuk dalam top 15
highest grossing Korean films pada posisi 14.
Sunny bercerita tentang pertemuan Im
Na-mi (Yoo Ho-jeong) dan Ha Chun-hwa (Jin Hee-kyung) di
sebuah rumah sakit setelah 25 tahun lamanya berpisah. Ha Chun-hwa mengidap
kanker dan usianya diperkirakan tidak akan lama lagi. Ha Chun-hwa pun meminta
satu permintaan terakhirnya sebelum meninggal dunia
kepada Im Na-mi, yaitu bertemu dengan semua anggota
Sunny. Di saat pencarian Im
Na-mi menemukan anggota Sunny yang lain, dia mengenang kembali
suka-duka Sunny ketika remaja dulu.
Im Na-mi remaja (Shim
Eun-kyung) yang dulunya seorang siswi pindahan dari daerah pedesaan Korea sampai dia diterima menjadi anggota Sunny, diketuai Ha
Chun-hwa (Kang So-ra) ada pula Kim Jang-mi (Kim Min-young), Hwang Jin-hee (Park
Jin-hoo), Seo Geum-ok (Nam Bo-ra), Ryu Bok-hee (Kim Bo-mi),
dan Jung Su-ji (Min Hyo-rin). Jadi, berhasilkan Im Na-mi mengumpulkan Sunny untuk mengabulkan permintaan
terakhir sahabatnya itu?
Selain tentang drama
persahabatan, di Sunny juga terdapat
beberapa unsur komedi menyegarkan, berkelas dan tidak pasaran yang dapat
memancing tawa. Lalu ada juga unsur romansa yang untungnya tidak kelewat batas
mengganggu tema persahabatannya. Ya seperti kebanyakan film drama Korea
lainnya, menjelang akhir film Sunny
berubah agak mengharu biru dan dipenuhi dengan problematika remaja, baik dari
internal maupun eksternal. Mulai dari cinta segitiga antara Na-mi, Su-ji dan teman kakak Jang-mi.
Lalu permasalahan dengan teman sekelas mereka Sang-mi (Cheon Woo-hee). Sampai sebuah
kejadian menimpa Su-ji
dan membuat Sunny menjadi
terpecah memisahkan mereka semua.
November 7, 2012
2 Coelhos (2012)
Dulu pas pertama kali saya buat
blog ini, saya pikir review-review film yang akan saya tulis kalo nggak film
Hollywood, Eropa atau film Asia kaya Jepang, Thailand, Korea sama Indonesia. Dan
sepertinya akan jarang nge-review dari negara lain. Sampai suatu hari disalah
satu situs review film ternama saya mendapat rekomendasi film dari negara
Brazil yaitu 2 Coelhos. Saya pun
langsung mencari film ini lalu menontonnya dan saya puas. Bisa dibilang 2 Coelhos adalah film Brazil pertama yang
saya tonton. Mungkin tinggal menunggu waktu saja, saya mulai rajin menonton
film Brazil, sudah ada beberapa judul film Brazil yang menjadi incaran saya
selanjutnya.
2 Coelhos a.k.a. Two Rabbits
berkisah tentang Edgar (Fernando Alves Pinto) yang sedang merencanakan
perampokan dengan menyuruh perampok bernama Velinha (ThaÃde) dari seorang
gangster yang bernama Maicon (Marat Descartes), selain itu ada juga seorang
jaksa cantik bernama Julia (Alessandra Negrini) dan seorang pria bernama Walter
(Caco Ciocler) yang membantu rencana Edgar. Mungkin itu saja sinopsis singkat
dari saya, saya pun sebenarnya bingung mau menulisnya bagaiamana.
Dibuka
dengan adegan seorang wanita berjalan dengan anaknya kemudian tiba-tiba muncul
sebuah mobil yang menabrak mereka, belum
apa-apa 2 Coelhos sudah langsung membuat
saya tegang juga menyenangkan dengan opening-nya, ditambah dengan lantunan lagu 30 Second to Mars - Kings and Queen. Itulah sebenarnya awal
dari kisah film ini yang nantinya akan terjawab di akhir film. Dilanjutkan
dengan sebuah narasi tentang kehidupan Edgar. Kemudian narasi yang
disuarakannya berlanjut memperkenalkan satu per satu karakter lain.
October 27, 2012
Crazy Little Thing Called Love (2010)
Masa SMA adalah masa yang paling
indah dalam hidup kita, dan tidak akan terlupakan sepanjang hidup kita. Yang
mana pada masa itu adalah masa pencarian jati diri, masa peralihan remaja menuju
dewasa, masa dimana kita mulai menyukai lawan jenis. Ya semua hal itu karena disebabkan
oleh satu hal yang disebut dengan C I N T A. Mungkin highlight seperti itulah
yang coba ditawarkan film Thailand yang akan saya review kali ini, Crazy Little Thing Called Love.
Crazy Little Thing Called Love yang mempunyai judul lain First Love: A Little Thing Called Love atau
dalam bahasa Thailand Sing lek lek thi riak wa... rak bercerita tentang
Nam (Pimchanok Luevisadpaibul) seorang wanita jelek, hitam, culun dan dekil
yang diam-diam menyukai seniornya, Shone (Mario Maurer) seorang pria yang
berparas tampan incaran semua wanita. Lalu dengan bantuan teman-temannya, dan
sebuah buku yang berisi berbagai metode untuk mendapatkan hati seorang pria. Maka
Nam pun melalui segala cara
untuk mendapatkan pria idamannya, termasuk mengubah penampilannya. Alhasil Nam pun akhirnya menjadi wanita yang
sangat cantik. Tapi dengan segala perubahan terhadap dirinya, justru teman
dekat Shone lah yang menaruh
hati terhadap Nam. Dan ironis ternyata
Shone telah mempunyai seorang pacar.
Cinta segitiga pun tak terelakkan, jadi apakah dengan segala perjuangan Nam
selama ini dia mampu menaklukkan hati Shone?
Klise memang plot ceritanya,
sudah sering kita temukan dari kebanyakan film bertema serupa. Sama klisenya
dengan pengalaman semua orang ketika sedang merasakan jatuh cinta. Tapi justru
keklisean ceritanya itulah yang menjadi keunggulan dari film ini. Membuatnya
begitu dekat dengan penontonnya. Apalagi budaya dan kebiasaan di Thailand itu
beda-beda tipis dengan di Indonesia, menjadikannya sangat familiar. Selain
cerita tentang Nam dan Shone tadi, ada juga cerita tentang gurunya Nam yaitu
Inn (Sudarat Budtporm) yang menyukai guru Nam lainnya, plot ini juga tidak
kalah menariknya untuk disimak. Film besutan duet sutradara Puttiphong Pormsaka
Na-Sakonnakorn dan Wasin Pokpong ini pada paruh pertamanya memang dipenuhi dengan hal-hal yang menyenangkan namun pada saat
menjelang akhir semua berubah agak sedikit mendrama, seperti konfilk Nam dengan
temannya dan kegalauan Nam terhadap Shone.
October 16, 2012
V/H/S (2012)
Antologi dan mockumentary horror,
apa jadinya jika kedua sub-genre horror tersebut digabungkan? Mungkin
pertanyaan tersebut akan terjawab jika anda menonton film yang akan saya review
kali ini, V/H/S. Mockumentary horror,
sub-genre yang satu ini memang sedang digandrungi para sineas dunia. Saya memang bukan penggemar fanatik film horror, tapi saya selalu ada perhatian khusus untuk sub-genre yang satu ini. Sebut saja Paranormal Activity dan [REC], dua film itu adalah favorit saya di genre mocku-horror.
Jadi V/H/S sama saja seperti mockumentary horror yang lain; found footage, budget rendah, jajaran cast yang tidak dikenal. Jadi yang membedakannya adalah film ini dibalut dengan antologi atau omnibus. Yaitu dalam satu film ada banyak cerita. Juga yang perlu diperhatikan dari V/H/S adalah seperti kebanyakan film mockumentary lainnya yaitu penggunaan shaky camera-nya yang kadang bagi sebagian orang akan pusing melihatnya. Pengambilan gambarnya yang bergoyang itu mungkin sangat mengganggu. Di V/H/S juga sarat dengan unsur erotika dan tingkat kesadisan gore-nya yang diambang batas kewajaran. Lalu seperti biasa, setiap film omnibus memiliki segmen-segmennya. Nah di V/H/S ada 6 segmen yaitu Tape 56, Amateur Night, Second Honeymoon, Tuesday the 17th, The Sick Thing That Happened to Emily When She Was Younger dan 10/31/98.
Jadi V/H/S sama saja seperti mockumentary horror yang lain; found footage, budget rendah, jajaran cast yang tidak dikenal. Jadi yang membedakannya adalah film ini dibalut dengan antologi atau omnibus. Yaitu dalam satu film ada banyak cerita. Juga yang perlu diperhatikan dari V/H/S adalah seperti kebanyakan film mockumentary lainnya yaitu penggunaan shaky camera-nya yang kadang bagi sebagian orang akan pusing melihatnya. Pengambilan gambarnya yang bergoyang itu mungkin sangat mengganggu. Di V/H/S juga sarat dengan unsur erotika dan tingkat kesadisan gore-nya yang diambang batas kewajaran. Lalu seperti biasa, setiap film omnibus memiliki segmen-segmennya. Nah di V/H/S ada 6 segmen yaitu Tape 56, Amateur Night, Second Honeymoon, Tuesday the 17th, The Sick Thing That Happened to Emily When She Was Younger dan 10/31/98.
Tape 56, segmen pertama atau plot utama dari film ini, menceritakan
sekelompok remaja yang disuruh orang tak dikenal untuk mengambil beberapa kaset VHS dari sebuah rumah
yang tampaknya kosong. Sesampainya dirumah itu mereka menemukan mayat
seorang pria di depan televisi yang terbujur kaku
dan tentunya tumpukan kaset yang banyak. Mereka pun memutuskan untuk menonton
beberapa kaset yang tentunya kita juga akan ikut menontonnya bersama mereka.
Cerita Tape 56 masih akan berlanjut
di sela-sela segmen lainnya berakhir. Cerita utama dari film ini, Tape 56
disutradarai oleh Adam Wingard. Kesan yang pertama kali terpintas dipikiran
saya adalah “kenapa kualitas gambarnya buruk” padahal saya mendownloadnya sudah
kualitas bagus. Eh ternyata, konsep dari segmen ini memang dibikin seperti
rekaman kaset VHS.
October 6, 2012
Jackass 3D (2010)
Jackass berisikan sekumpulan orang
bangsat tak takut mati yaitu Johnny Knoxville, Bam Margera, Steve-O, Ryan Dunn,
Wee Man, Preston Lacy, Chris Pontius, Danger Ehren, dan Dave England. Mereka
senang sekali mempermainkan nyawa mereka hanya untuk membuat orang tertawa.
Pada awalnya Jackass merupakan serial TV yang muncul di MTV sekitar
tahun 2000 sampai 2001, kemudian muncul Jackass The Movie dan Jackass Number
Two dalam bentuk layar lebar. Dan sekarang Jackass 3D.
Jackass 3D tetap sama dengan film
terdahulunya, tidak ada plot atau script, orangnya tetap sama, masih bertingkah
gila. Lalu apa yang berbeda dari film Jackass kali ini. Jika melihat embel-embel
3D yang dipajang dijudulnya itu mungkin kalian sudah mengetahuinya. Ya film
Jackass ini disajikan dalam format 3D. Murni menggunakan kamera 3D, tidak dari
hasil konversi. Namun karena saya hanya menontonnya lewat layar laptop saja, jadi
tidak bisa merasakan sensasi 3D-nya. Sangat disayangkan jika tidak menontonnya
dalam bentuk 3D.
Jackass 3D dibuka dengan Beavis dan
Butt-Head yang memperkenalkan format 3D yang dipakai di film ini. Lalu
berlanjut dengan opening yang menampilkan para anggota Jackass. Di opening
mereka mempertunjukan setiap anggotanya di hantam dengan berbagai macam benda
dengan efek super slowmotion keren dan efek 3D yang memanjakan mata. Opening-nya di-shoot dengan kamera phantom yang mampu menangkap 1000 frame/detik. Setelah itu barulah serangkaian aksi gila bin bangsat nan sinting mulai bertaburan.
October 3, 2012
Republik Twitter (2012)
Sebagai seorang movie-blogger
Indonesia, aneh rasanya jika saya tidak pernah mereview film Indonesia. Nah
kali ini saya akan mencoba mereview film dari negeri sendiri. Film yang akan
saya review kali ini adalah Republik
Twitter.
Jejaring sosial atau yang biasa
dikenal dengan social network menjadi
suatu tren dimasa kini. Hampir setiap orang setidaknya memiliki satu akun
jejaring sosial. Bahkan saya saja pernah mencoba beberapa jejaring sosial
seperti Friendster, Facebook, Twitter, Google+, dan masih banyak lagi. Dan
tentu tujuan setiap orang memiliki jejaring sosial berbeda-beda seperti, mencari
teman, bisnis, ajang promosi, atau bahkan mencari jodoh. Layaknya seperti
sebuah koin yang mempunyai dua sisi berbeda, ada beberapa pihak yang
menyalahgunakan jejaring sosial sesuai kodratnya seperti sebagai ajang saling
menghina yang kadang berbau sara. Lalu apa hubungannya ulasan saya diatas
dengan film yang akan saya review kali ini. Seperti yang terlihat dijudulnya Republik Twitter, film ini akan banyak
sekali membahas soal Twitter.
Republik Twitter mempunyai dua plot cerita tentang percintaan dan
politik. Republik Twitter berpusat pada Sukmo (Abimana Arya) dan Hanum (Laura
Basuki). Sukmo datang dari Jogja ke Jakarta berniat menemui Hanum gadis yang ia
kenal lewat Twitter. Dengan dibantu temannya Andre (Ben Kasyapani) akhirnya
Sukmo pergi ke Jakarta menemui Hanum, namun saat mereka sudah hampir bertemu,
tiba-tiba Sukmo menjadi minder dan mengurungkan niatnya. Lalu Sukmo bekerja
dengan Belo (Edi Oglek) disuatu warnet sebagai seorang buzzer yang menjadikan
orang penting jadi trending topic di Twitter atau dengan kata lain disebut pencitraan
di Twitter. Sampai pada suatu waktu ia membantu Hanum yang berniat membuat
artikel dari kantornya yang berhubungan dengan kampanye politik lewat Twitter.
Dan akhirnya pada saat dua plot ini saling bertemu masalahnya pun menjadi
semakin rumit.
September 29, 2012
Doomsday Book (2012)
Selain Thailand dan Jepang,
film-film Korea juga memang salah satu alternatif bagi saya jika saya sudah
bosan melihat akting orang-orang bule. Dan dari sekian banyak film Korea yang
saya tonton, kesemua film itu selalu bergenre komedi, romantis atau drama. Saya
sangat jarang menonton film Korea diluar genre tersebut. Nah kali ini saya
mencoba membuka jalan untuk genre baru film Korea untuk saya.
Film Korea yang akan saya review kali ini bergenre sci-fi anthology, yaitu Doomsday Book. Anthology? Apaan tuh? Oke buat anda yang baru keluar dari gua, saya kasih tau deh. Antologi atau omnibus adalah film yang terdiri dari kumpulan beberapa cerita atau film pendek dalam satu buah film panjang. Jadi dalam satu film itu ada lebih dari satu cerita. Nah di Doomsday Book terdiri dari tiga cerita yaitu Brave New World, Heavenly Creature dan Happy Birthday.
Brave New World, segmen pertama yang disutradarai oleh Yim Pil-sung ini bercerita tentang seorang peneliti bernama Yoon Seok-woo (Ryu Seung-beom) yang tinggal sendirian dirumah karena ditinggal keluarganya liburan. Dirumahnya dia harus membersihkan sampah-sampah yang ada, sampai akhirnya dia menemukan apel busuk diantara sampah yang berserakan, yang ternyata apel tersebut adalah membawa virus zombie. Singkat cerita karena suatu hal seluruh manusia dikota itu menjadi zombie, termasuk dia. Untuk cerita lebih lanjut, silahkan anda tonton sendiri filmnya.
Film Korea yang akan saya review kali ini bergenre sci-fi anthology, yaitu Doomsday Book. Anthology? Apaan tuh? Oke buat anda yang baru keluar dari gua, saya kasih tau deh. Antologi atau omnibus adalah film yang terdiri dari kumpulan beberapa cerita atau film pendek dalam satu buah film panjang. Jadi dalam satu film itu ada lebih dari satu cerita. Nah di Doomsday Book terdiri dari tiga cerita yaitu Brave New World, Heavenly Creature dan Happy Birthday.
Brave New World, segmen pertama yang disutradarai oleh Yim Pil-sung ini bercerita tentang seorang peneliti bernama Yoon Seok-woo (Ryu Seung-beom) yang tinggal sendirian dirumah karena ditinggal keluarganya liburan. Dirumahnya dia harus membersihkan sampah-sampah yang ada, sampai akhirnya dia menemukan apel busuk diantara sampah yang berserakan, yang ternyata apel tersebut adalah membawa virus zombie. Singkat cerita karena suatu hal seluruh manusia dikota itu menjadi zombie, termasuk dia. Untuk cerita lebih lanjut, silahkan anda tonton sendiri filmnya.
September 26, 2012
The Hunger Games (2012)
Kesuksesan Battle
Royale tahun 2000 yang lalu menyebabkan para pembuat film mengikuti
resepnya. Sekelompok orang ditempatkan di sebuah pulau terpencil untuk saling
membunuh agar bisa menjadi pemenang. Dan sekarang tahun 2012 muncul sebuah film
dengan tema serupa, yaitu The Hunger
Games. The Hunger Games tidak
serta-merta menjiplak Battle Royale, film
ini adalah cerita original yang diangkat dari novel.
The Hunger Games adalah film yang
diadaptasi dari novel (seperti Harry
Potter, Twilight) karangan
Suzanne Collins. Bercerita tentang sebuah negara yang bernama Panem.
Negara ini dibagi menjadi 13 distrik, dan suatu hari sampai ketiga belas
distrik tersebut melakukan perlawanan untuk menggulingkan kekuasaan otoriter yang menyebabkan kehancuran dimana-mana dan
berujung pada hancurnya distrik 13. Dan sebagai bentuk hukumannya, 12 distrik
yang tersisa tiap tahunnya harus mengirimkan sepasang laki-laki dan perempuan
berusia 12-18 tahun untuk ikut serta dalam acara tahunan The Hunger Games
dimana 24 wakil dari masing-masing distrik harus bertarung dan harus saling membunuh
hingga akhirnya menyisakan satu orang pemenang. Hingga akhirnya sampailah pada
hajatan The Hunger Games yang ke-74,
yang mana diceritakan Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) dan Peeta Mellark
(Josh Hutcherson) yang mewakili distrik 12. Akhirnya mereka pun berangkat ke
The Hunger Games untuk bertarung sampai mati melawan 22 peserta lain.
September 20, 2012
Zombieland (2009)
Saya bukanlah penggemar berat
film-film horror, tetapi saya selalu ada perhatian lebih untuk sub-genre horror
yang satu ini yaitu zombie. Apalagi film ini juga dibalut dengan komedi yang
notabene adalah genre favorit saya. Bicara tentang film zombie, jangan kira
film yang saya review kali ini adalah film zombie yang seperti [REC] ataupun 28 Days Later. Melainkan Zombieland
adalah sebuah film zombie-comedy yang sangat menyenangkan.
Zombieland berkisah tentang bagaimana populasi manusia yang
terjangkit sebuah virus yang mengubah manusia menjadi zombie. Columbus (Jesse
Eisenberg) seorang mahasiswa University of Texas, selamat dari wabah virus
tersebut. Columbus ingin pulang ke tempat asalnya yaitu di Ohio, ia berharap
sang ayah dan ibunya selamat dari wabah virus tersebut. Dalam hal keadaan
berjaga-jaga, Columbus memiliki beberapa aturan yang harus dijalaninya untuk
menghindari ancaman zombie, ketika di dalam perjalanannya ia bertemu dengan
orang lain yang juga selamat dan memberikan tumpangan kepadanya, Tallahasse
(Woody Harelsson). Tidak hanya Tallahasse, Columbus juga bertemu dengan kakak
beradik, Wichita (Emma Stone) dan Little Rock (Abigail Breslin). Mereka
memiliki tujuan perjalanan yang berbeda, kakak beradik Wichita dan Little Rock
ingin pergi ke tempat bermain yang menurut mereka tidak akan dikunjungi oleh
zombie. Sedangkan Tallahasse dan Columbus mengikuti kakak beradik tersebut
karena kendaraan mereka diambil alih oleh mereka. Akankan mereka berempat
selamat dari ancaman zombie? Silahkan anda tonton sendiri filmnya.
September 16, 2012
Mubi.com (Social Media untuk Pecinta Film)
Mubi is an online cinema and community for people who love film
Sebelumnya saya ingin mengucapkan
terima kasih buat bro Janitra dari Romantic | Superhero, yang sudah membuat
feature tentang Social Media untuk Pecinta Film. Karena berkat dialah saya jadi
mengetahui Mubi. Akhirnya empat hari yang lalu saya membuat akun di
Mubi dan harus saya akui saya puas dengan sosial media yang satu ini.
September 11, 2012
Superbad (2007)
Ah, lama juga rasanya saya tidak
menulis review lagi, kangen nulis review. Beberapa minggu belakangan ini saya
memang disibukkan dengan aktifitas perkuliahan yang sangat padat dan
melelahkan. Ok by the way, anda boleh bilang saya basi, film keluaran tahun
2007 tapi saya baru mereviewnya tahun 2012. Tapi tidak apa-apa. Jadi apa yang
membuat saya ingin mereviewnya? Silahkan baca review ini.
Film ini bercerita tentang tiga orang
sahabat yaitu Seth (Jonah Hill), Evan (Michael Cera) dan Fogell a.k.a. McLovin (Christopher
Mintz-Plasse) diakhir masa SMA mereka. Mereka bertiga adalah tipikal
pelajar remaja yang sayangnya tidak popular dan masih galau dengan keperjakaan
mereka. Dan singkat cerita mereka diminta oleh wanita idaman mereka untuk
membawakan minuman keras ke sebuah pesta. Namun perjalanan mereka untuk
mendapatkan minuman keras tidaklah semudah yang diinginkan, mereka harus
memiliki KTP terlebih dahulu jika ingin memebeli minuman keras. Dan untungnya Fogell mempunyai KTP palsu. Nah
disinilah perjalanannya dimulai, mereka akan menemui berbagai macam masalah-masalah
seperti bertemu dengan dua orang polisi konyol.
Tipikal jalan cerita yang tidak terlalu special menurut saya, sudah begitu banyak film remaja yang mengambil tema-tema serupa. Jadi apa yang membuat saya ingin mereview dan menyukai film ini? Genre film ini adalah komedi yang notabene salah satu genre favorit saya. Film ini banyak sekali menghadirkan naskah-naskah komedi berkualitas yang tidak pasaran dan dengan segala kalimat-kalimat sumpah serapahnya. Salah satu scene yang paling membuat saya ketawa adalah pada saat Fogell menunjukan KTP palsunya kepada Seth dan Evan dan terjadilah dialog-dialog kocak, sumpah saat scene itu saya sampai tertawa terbahak-bahak. Film ini memang didominasi oleh komedi, namun menjelang akhir film perlahan-lahan berubah agak sedikit drama yang untungnya tidak pernah berkembang menjadi kelewat dominan.
Tipikal jalan cerita yang tidak terlalu special menurut saya, sudah begitu banyak film remaja yang mengambil tema-tema serupa. Jadi apa yang membuat saya ingin mereview dan menyukai film ini? Genre film ini adalah komedi yang notabene salah satu genre favorit saya. Film ini banyak sekali menghadirkan naskah-naskah komedi berkualitas yang tidak pasaran dan dengan segala kalimat-kalimat sumpah serapahnya. Salah satu scene yang paling membuat saya ketawa adalah pada saat Fogell menunjukan KTP palsunya kepada Seth dan Evan dan terjadilah dialog-dialog kocak, sumpah saat scene itu saya sampai tertawa terbahak-bahak. Film ini memang didominasi oleh komedi, namun menjelang akhir film perlahan-lahan berubah agak sedikit drama yang untungnya tidak pernah berkembang menjadi kelewat dominan.
September 1, 2012
The Cabin in the Woods (2012)
Sebagai salah satu most anticipated movie of the year, The Cabin in the Woods tentu sangat
ditunggu oleh pengila horror. Bagaimana tidak? Film ini sebenarnya sudah
selesai Mei 2009 dan dijadwalkan rilis
Februari 2010. Tapi karena suatu hal, jadwal tersebut pun dibatalkan dan terus
mengalami pengunduran. Penonton pun harus menunggu 2 tahun agar bisa melahap
film ini, sampai akhirnya pada Maret 2012 film ini resmi dirilis.
The Cabin in the Woods bercerita tentang lima remaja, Dana (Kristen Connolly), Marty (Fran Kranz),
Curt (Chris Hemsworth), Jules (Anna Hutchison) dan Holden (Jesse Williams) yang
sedang liburan ke sebuah pondok kayu milik sepupu Curt. Tapi liburan mereka
tidaklah seperti yang diharapkan, segerombolan makhluk misterius siap membunuh
mereka satu per satu. Namun sebenarnya kematian mereka diatur sedemikian rupa
oleh tim khusus untuk dijadikan ritual persembahan kepada para dewa.
Pada paruh pertamanya The Cabin in the Woods mungkin terlihat
sangat klise dan mungkin mudah untuk ditebak. Kisah sekelompok remaja yang
dibunuh satu persatu, mungkin sudah sering anda temukan di beberapa film horror
sejenis. Tapi tunggu sampai anda benar-benar tahu, apa maksud sebenarnya dari
film ini. But, you think you know the
story. Disaat maksud sebenarnya dari film ini sudah nampak, segala hal yang
menurut anda predictable menjadi unpredictable.
August 25, 2012
Kahaani (2012)
Jujur sebenarnya saya bukan
tipikal orang yang menyukai film-film India. Kenapa? Karena film-film India itu
banyak sekali menyimpan hal-hal yang tidak logis dan mengganggu saya. Contohnya
seperti di beberapa film India yang pernah saya tonton ditengah-tengah
adegannya yang tiba-tiba nyanyi-nyanyi gak jelas, tiba-tiba joget satu kampung.
Saya pernah berusaha untuk menonton beberapa film India di televisi nasional
dan entah kenapa saya tidak pernah menonton filmnya sampai selesai. Dan
akhirnya cuma ada 5 film India yang saya
tonton sampai selesai, sisanya tidak. Kelima film itu adalah 3 Idiots, My Name is Khan, Ra One, Taare Zameen Par dan film yang akan saya
review kali ini Kahaani. Dan harus
saya akui kelima film itu sangat bagus.
Kahaani berkisah tentang seorang
wanita yang tengah hamil tua bernama Vidya
Bagchi (Vidya Balan) datang ke London,
Inggris ke Kalkota, India sendirian. Dia datang ke kota itu dengan tujuan untuk
mencari suaminya yang mendadak menghilang saat tengah menjalankan bisnis di
Kolkata. Dia dibantu oleh seorang anggota kepolisian setempat bernama Satyaki Rana Sinha (Parambrata Chatterjee) untuk mencari suaminya. Dan disaat usaha
pencarian suaminya itu ternyata nihil dan justru dia harus memecahkan
misteri-misteri yang ia lalui selama mencari suaminya itu.
Tipikal cerita yang sangat
orisinil menurut saya apalagi untuk ukuran film thriller India meskipun sedikit
berbau aroma ala Hollywood. Tapi yang pasti anda akan disuruh menebak setiap
teka-teki yang dihadirkan dan anda pasti tidak menyangka apa yang terjadi diakhir
filmnya. Berterimakasihlah kepada sutradaranya (Sujoy Ghosh) yang sudah membuat jalan cerita sampai twist ending
cerdas yang terlihat telah dipikirkan dengan sangat matang. Bagaimana dia bisa
mengemas jalan ceritanya secara apik dan rapi. Selama dua jam lebih anda akan
dibawa Kahaani mengikuti setiap petualangan Vidya disudut kota Kolkata
menebak-nebak apa yang terjadi, dan dorrr!,
tebakan anda salah. Keberhasilan twistnya itu pun tidak lepas dari akting si
pemeran utamanya yang sangat natural dan meyakinkan, Vidya Balan tampil sangat
memukau. Bagaimana dia bisa menjadi seorang wanita yang hamil tua dengan segala
gerak-gerik dan ekspresi mukanya yang tampak sangat meyakinkan.
August 23, 2012
700 Days of Battle Us vs. the Police (2008)
Jika anda minta rekomendasi
kesaya film yang bisa bikin ngakak, maka saya akan merekomendasikan film ini.
Yaitu film dari negeri sakura 700 Days of
Battle Us vs. The Police. Film ini sangat gokil, kocak, konyol, lebay, bangsad, bikin ngakak, tertawa terbahak-bahak, tersenyum menahan tawa dan bikin terharu juga.
Bicara tentang sinopsis,
sebenarnya judul dari film pun ini sudah cukup untuk menggambarkan tentang
highlight ceritanya. Film yang berlatar belakang tahun 1979 ini berkisah
tentang segerombolan geng anak sekolahan yang diketuai oleh Mamachari (Hayato Ichihara). Mereka ingin balas dendam dan menjahili polisi (Kuranosuke Sasaki) di desa mereka. Polisi tersebut menerapkan aturan
pembatasan kecepatan di salah satu jalanan yang sering dilalui orang. Sampai
suatu hari salah satu anggota geng itu yaitu Saijo (Takuya Ishida) sedang
mengendarai motor dengan kecepatan yang rendah di jalan turunan, dia pun
akhirnya di tilang. Mendengar kejadian itu teman-temannya pun merasa tidak
terima dengan perlakuan itu, akhirnya mereka pun merencanakan aksi balas dendam
ke polisi itu. Nah mulai saat itulah mereka mulai beraksi dengan
rencana-rencana konyol mereka.
Cerita yang sederhana tapi sangat
menarik untuk diikuti. Sejak awal film ini memang sudah memancing tawa saya. Berbagai
macam kelucuan ada disini, entah itu dari dialognya, atau dari kejahilan kenakalan
mereka, bahkan ekspresi muka mereka yang konyol dan sangat-sangat lebay. Tentunya
semua itu juga tidak lepas dari karakter-karakter yang berbeda-beda dengan
kekhasannya masing-masing. Berbagai macam karakter konyol ada disini seperti
pria so cool, otak mesum, kayak banci, si gendut, nerd. Semua itu juga didukung
oleh suasana kota kecil retro, pakaian, radio jadul, teknologi
seadanya yang semuanya terlihat sangat mendukung dan meyakinkan untuk sebuah
film bersetting era 70an. Saya rasa film ini film yang layak untuk ditonton semua umur
dan kalangan, meskipun untuk anak-anak perlu sedikit pengawasan.
Subscribe to:
Posts (Atom)